Rahmat Nurdin, M. Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pentingkah Hari Guru Bagi Guru?

Pentingkah Hari Guru Bagi Guru?

Oleh; Rahmat Nurdin

Tak perlu kita basa-basi mengenai judul di atas apakah penting hari guru bagi guru itu sendiri? Mungkin akan banyak guru yang mengatakan hari guru tidak begitu penting? Karena di hari guru akan banyak guru yang bersedih, sedih melihat kondisi pendidikan saat ini, sedih karena nasib mereka yang tak berubah-rubah terutama guru honorer.

PGRI sebagai wadah persatuan guru Nasional belum banyak melakukan aksi untuk memperjuangkan nasib guru-guru yang berada di daerah terjauh terluar dari pusat pendidikan? Disebabkan banyaknya regulasi dan aturan-aturan yang mengikat.

Selain itu, ada juga guru yang tidak tahu kapan hari guru Nasional. Kalaupun banyak yang tahu meraka kurang memberikan respon, karena mereka berasumsi bahwa hari guru hanya untuk guru-guru yang berstatus PNS saja, dan kenyataannya memang seperti itu kebanyakan guru-guru yang ikut upacara HGN itu adalah guru PNS dengan seragam PGRI-nya.

Ini adalah bentuk diskriminasi antar sesama guru walaupun tidak menyeluruh. Namun hal ini tidak dapat dianggap sepele, karena semua guru apapun status keguruannya mesti mendapatkan perlakuan dan hak yang sama.

Semboyan Haru Guru Nasional tahun ini mengusung tema "Bangkitkan semangat, wujudkan merdeka belajar". Peringatan hari guru merupakan tanda penghormatan kepada guru yang terdapat dalam kepres no 78 tahun 1994.

Tema yang diangkat dalam HGN tahun ini sangat menarik sesuai dengan kebutuhan pendidikan kita saat ini. Di dalamnya ada semangat kuat untuk bangkit dari keterpurukan pendidikan selama masa pandemi dan motivasi bagi semua guru dan siswa agar menghadirkan merdeka belajar dalam dan luar kelas.

Cuma yang menjadi persoalan bagi kita adalah, hari guru lebih banyak diisi dengan ucapan-ucapan selamat dengan kata-kata mutiara, seakan guru seperti mahasiswa yang baru diwisuda, banjir dengan ucapan selamat, setelah itu kehilangan arah mau dibawa kemana ijazah itu.

Apakah dengan ucapan itu para guru dapat memenuhi kebutuhan keluarganya? Terutama bagi guru-guru honorer yang mengajar di sekolah-sekolah kecil yang muridnya 30-60 orang, bahkan ada yang kurang dari itu.

Suatu kemuliaan apabila guru dibanjiri dengan ucapan selamat dengan kata-kata indah. Dibalik indahnya kata itu, nasib mereka serta kehidupan mereka harus kita perjuangkan seindah kata-kata yang diucapkan itu.

Apa yang didapatkan oleh guru di hari guru? Pertanyaan yang agak kontroversi memang, terutama bagi guru yang sudah nyaman dengan prediket guru PNS, sertifikasi dll. Namun bagi guru swasta yang jauh di daerah terpencil, bisa jadi pertanyaan di atas akan mewakili mereka.

Bahwa tidak ada apresiasi apa-apa yang mereka dapatkan, selain mereka harus tetap berjuang mengajar dengan segala keterbatasan baik finansial ataupun segala sesuatu yang terkait dengan media belajar.

Organisasi guru seperti PGRI perlu lebih meningkatkan kinerja dalam menjembatani kebutuhan guru terlebih guru yang mengajar di daerah terpencil. Ribuan guru yang ada, hampir setengah dari mereka adalah honorer, apa yang bisa kita berikan untuk mereka? Ucapan selamat dihari guru, saya kira tidak akan membuat mereka bahagia dari pagi sampai sore?

"Wujudkan merdeka belajar". Selagi masih banyak aturan yang menuntut guru harus begini dan begitu dalam proses PBM merdeka belajar sulit untuk diwujudkan, yang kita maksud merdeka bukan tampa batas, tapi merdeka berkreasi dan berinovasi dalam kebebasan.

Mampukah kita mewujudkan itu? Tergantung dari bagaimana setiap stakeholder pendidikan dari level nasional sampai daerah membangkitkan semangat para guru untuk terus berinovasi, berkreasi dalam melahirkan ide-ide baru. Pemberian apresiasi sangat penting untuk menjaga motivasi mereka agar terus berkarya.

Seberapapun hebatnya iklan dan sosialisasi "Bangkitkan Semangat, Wujudkan Merdeka belajar" kalau urusan domestik rumah tangga dan kesejahteraan saja masih belum sesuai dengan standar minimal. Masih banyak kita saksikan, para guru honorer yang masih jauh dari kesejahteraan bahkan ada yang berbulan-bulan belum menerima honornya.

Jika peringatan hari guru hanya untuk segelintir guru atau untuk guru-guru yang berada di kota-kota besar saja, kemudian memberikan berbagai apresiasi kepada merekabdan mengabaikan nasib guru-guru yang berada di daerah-daerah terpecil yang masih berstatus honor. Maka ini adalah bentuk diskriminasi terhadap sesama guru, dan peringatan hari hanya akan menambah luka bagi mereka.

"Bangkitkan semangat, wujudkan merdeka belajar" tidak hanya untuk golongan guru tertentu, tapi itu mesti kita wujudkan untuk seluruh guru yang ada dari sabang sampai merauoke.

Wallahu a'lam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

25 Nov
Balas

Mohon saran dan kritikannya buk..

26 Nov

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

25 Nov
Balas

Luar biasa ulasannya bunda. Menginspirasi sekali. Salam sukses.

25 Nov
Balas



search

New Post