Mendidik Qalbu, Menawan Nafsu
Mendidik Qalbu, Menawan Nafsu
أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ
Artinya: “Ingatlah, dan sesungguhnya di dalam diri manusia itu terdapat segumpal darah. Jika ia baik, baik (pula) seluruh tubuh. Dan bila ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, ia adalah hati.” (Muttafaqun Alaih).
Tidak ada satupun dari manusia yang tidak melakukan dan memiliki dosa ataupun kesalahan dalam hidupnya. Baik dosa kepada Allah maupun kesalahan kepada manusia, dosa yang dilakukan karena nafsu menguasai diri, lupa bahwa dirinya sedang menuju perjalanan yang kekal.
Berkurangnya rasa takut di dalam Qalbu membuat hidupnya dikendalikan oleh nafsu, seluruh anggota tubuh akan menurut apa yang diperintah oleh nafsu. Padahal kita tahu bahwa yang menjadi raja di dalam diri ini adalah Qalbu, kalau diri sudah dikuasai oleh nafsu maka Allah tidak ragu untuk memberikan hukuman pada hati ya g keras.
Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya qalbu dan jauhnya dari Allah SWT. An-Naar (neraka) adalah diciptakan untuk melunakkan qalbu yang keras. Qalbu yang paling jauh dari Allah adalah qalbu yang keras, dan jika qalbu sudah keras mata pun terasa gersang. Qalbu yang keras ditimbulkan oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan: banyak makan, banyak tidur, banyak bicara, dan pergaulan yang berlebihan.
Jika qalbu di didik dengan berdzikir dan disirami dengan air berpikir positif serta dibersihkan dari karat-karat kerusakan, ia pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah. Sebab tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah akan masuk dalam golongan orang arifbillah, kecuali jika mereka menghidupkan qalbu dan menawan hawa nafsunya.
Adapun mereka yang menawan hatinya dan menghidupkan hawa nafsunya, maka tak akan muncul ketawadhukan dalam dirinya, tak akan muncul ketundukan dalam pandangan matanya, dan tak akan muncul kata-kata hikmah dari lisannya.
Sadarilah! Kecintaan dan ketundukan pada Allah tidaklah akan masuk ke dalam qalbu yang mencintai dunia kecuali seperti masuknya unta ke lubang jarum (sesuatu yang sangat mustahil) terjadi...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar