Menakar Ulang Makna Kemerdekaan
Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan bangsa Indonesia yang jatuh setiap 17 Agustus seharusnya tidak boleh lepas dari niat awal para pendiri bangsa ini memaknainya, sebagaimana dimuat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia ini lahir atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dorongan kuat keinginan yang luhur.
Jadi, ada kesadaran spritual para pendiri bangsa ini bahwa kemerdekaan didapatkan karena adanya peran Allah SWT dan dengan rahmat-Nya telah menggerakkan para pahlawan kita serta mempunyai keinginan yang kuat untuk membebaskan negerinya dari cengkraman penjajah dengan keberanian dan pengorbanan yang tak ternilai dengan apapun.
Landasan spiritual inilah yang melahirkan semangat perjuangan tanpa henti, meski tanpa liputan media atau bahkan banyak nama yang tak tertulis dalam sejarah, tetapi hasil dari perjuangan mereka dapat kita rasakan sampai hari ini.
Inilah pesan dan tugas yang harus disampaikan pada generasi muda sekarang dan menjadikannya spirit di era yang banyak orang menyebut penuh dengan dunia pencitraan. Dimana banyak yang berorientasi pada citra bukan pada karya, hingga merasa cukup dengan publikasi media meskipun minim karya yang dirasakan di masyarakat.
Ini bukan berarti kebaikan prestasi itu tidak boleh diliput, tetapi jangan sampai itu menjadi orientasi sehingga menjadikan turun semangatnya jika tidak ada publikasi.
Lalu apa sebenarnya landasan spiritualnya itu? Ia adalah sebuah keyakinan bahwa perjuangannya itu adalah kewajiban ibadah, perintah Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagaimana sejarah mencatat semangat inilah yang mendasari resolusi jihad yang diinstruksikan oleh KH Hasyim Asy'ari tokoh utama Nahdatul Ulama.
Ia juga merupakan bentuk syukur atas anugerah Indonesia yang indah dan penuh dengan kekayaan alam ini jangan sampai jatuh di tangan penjajah yang akan mengeksploitasi dan merusak Indonesia, maka anugerah ini harus dijaga dengan sekuat tenaga.
Kekayaan bangsa kita mesti diperuntukkan untuk kemakmuran rakyatnya sendiri sesuai dengan amanat UUD 45. Jika para pahlawan kita dalam merebut kemerdekaan dengan spiritualitas yang tinggi dengan mengharapkan rahmat Allah SWT, sehingga mereka dapat merahih kemerdekaan sebagaimana yang kita rasakan hari ini.
Maka kita sebagai generasi muda mengisi kemerdekaan juga dengan meningkatkan nilai-nilai spiritual yang tinggi, melahirkan karya-karya yang bernilai spirtual, mengeksploitasi alam dengan nilai-nilai spiritual sehingga tidak menimbulkan kerusakan di mana-mana.
Jika konsep spiritual ini dijadikan sebagai akar kokoh pembangunan bangsa, sebagaimana para pahlawan kita dulu mau bersimbah darah demi satu kata merdeka atau mati. Maka Indonesia yang adil dan makmur akan mudah diwujudkan.... InsyaAllah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar