Jangan Berhenti Berharap
Harapan terbesar dalam hidup ini adalah hidup bahagia dunia dan akhirat, hidup saat ini merupakan langkah demi langkah menuju tempat terakhir dari perjalanan kita yang akhirnya adalah kematian, semua yang hidup saat ini menuju pada kematian, kematian merupakan awal dari perjalanan yang panjang, bahkan lebih panjang dari kehidupan dunia saat ini.
Lalu yang menjadi tanda tanya besar bagi diri ini dan kita adalah. Apakah hidup kita saat ini yang pendek dan banyak tipu dayanya, akan terus memperdayai kita sehinga melupakan kehidupan yang abadi? Diri ini sering terpedaya dengan kehidupan dunia, sering menganggap bahwa kehidupan ini adalah untuk memuaskan diri sehingga perbuatan melampaui batas acapkali terulang.
Aturan dan larang seringkali menyatu dalam fikiran, di kesempatan yang lain meninggalkan larangan namun disaat bersamaan melanggar aturan, itulah kealpaan diri sehingga sulit terwujud dalam diri keistiqomahan dalam kebaikan dan ketaatan. Nafsu lawwaamah menjadi pembatas diri dihadapan Sang Khaliq, tobat dari dosa serta menyesali diri atas kehinaan diri menjadi hijab untuk memandang cahaya hati yang terang.
Hari ini bercahaya besoknya padam lagi, hidupkan lagi dan mati lagi, siklus ini terus berulang sepanjang hari bulan dan tahun disisa-sisa kehidupan ini, syukur alhamdulillah kehidupan kita ini berhenti di siklus kebaikan, bagaimana kalau berhenti pada siklus maksiat, jelas diri ini akan menghadapi pertanggungjawaban yang berat. Penyesalan adalah hijab untuk memandang keindahan alam ruhani walaupun dilain sisi penyesalan merupakan bentuk penyucian ruhani.
Maka istiqomah dalam tobat adalah harapan yang tidak boleh berhenti walaupun sesaat. Harapan ini tentu tertuju dengan murni dan ikhlas kepada Sang Maha Penerima tobat Allah SWT, diri yang istiqomah dalam tobat yang berarti menjaga kesucian ruhani (qalbu) hati ini akan terus berjalan menuju yang Maha Suci.
Proses ini adalah tobat untuk menuju yang Maha Suci, tentu akan berbeda dengan tobat untuk mensucikan. Tobat untuk mensucikan disebut dengan nafsu lawwaamah di dalamnya terdapat penyesalan, sedangkan nafsu untuk menuju yang Maha Suci disebut dengan nafsu Muthmainnah yaitu nafsu yang telah mendapat tiket keredhaan dari Allah yang diberikan pada para Nabi, aulia, dan orang-orang sholeh kekasih Allah SWT.
Allah sangat cinta dengan orang yang selalu melakukan tobat untuk mensucikan dirinya. Tobat berarti terus berusaha sekuat tenaga menjahui kebiasaan buruk dalam diri yang menimbulkan dosa, proses perjuangan ini adalah bentuk tobat untuk mensucikan diri menuju pada kesucian diri.
Untuk itu berapapun banyak dosa yang dilakukan jangan pernah putus asa dari bertobat, karena tobatnya para pendosa itu lebih dicintai Allah dari pada orang tidak melakukan dosa tapi tidak bertobat kepada Allah SWT. Kuncinya jangan pernah putus asa dan jangan pernah berhenti berharap pada Allah, Allah akan menerima tobat dan mengampuni dosa-dosa yang kita lakukan. Wallahu 'alam.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar