RAHMA

Pengajar, 2021 ini hampir setengah abad. Namun masalah semangat, masih seperempat abad. Baginya, terkadang mata telinga ditutup demi sebuah langkah kebaikan. &...

Selengkapnya
Navigasi Web
Liburan Kita (T.57)

Liburan Kita (T.57)

Libur, membayangkannya berlibur sungguh menyenangkan. Menikmati suasana yang berbeda dari hari-hari yang penuh rutinitas tentu membuat jiwa seperti di charge ulang. Tubuh dan jiwa seakan diberi asupan nutrisi bermineral tinggi.

Namun bila liburan itu tidak memberi asupan nutrisi bagi tubuh, namun justru memberi trauma bagi jiwa, apakah ini pantas dikatakan liburan ?

Kalau tujuan utama Krn ingin memperoleh suasana baru, maka kejadian tersebut adalah liburan. Namun bila tujuan adalah untuk memberi rasa nyaman sehingga mampu melepas penat setelah berjibaku dengan aktivitas yang cenderung membosankan. Maka kejadian ini bukan lah liburan tapi musibah.

Nah, kenapa ada prolog seperti diatas?

Begini ceritanya!

Pekan lalu, perasaan sumpek begitu menggerogoti jiwa dan raga. Setelah ditimbang-timbang akhirnya diputuskan mencari sebuah tempat yang menurut ku bisa merefresh jiwa raga kami. Anggaplah tempat itu adalah Desa X.

Desa ini berada diujung provinsiku. Menurut info tempatnya sangat indah dan banyak wisata alam yang masih belum terjamah. Mendengar info tersebut, semangat petualangan ku pun bergelora. Segeralah aku mencari informasi lebih detail tentang desa tersebut. Setelah merasa info dan persiapan cukup. Berangkatlah aku dengan semangat yang menggelora.

Perjalanan menuju desa tersebut kulalui dengan perjalanan darat. Naik transportasi umum menjadi pilihanku, lebih asyik karena tidak perlu capek nyetir.

Awal perjalanan sebenarnya sudah ada halangan, tapi tetap kulanjutkan perjalanan itu. Bayangkan, aku harus menunggu kendaraan umum selama kurang lebih 2 jam. Entah sudah berapa puluh, mungkin juga sudah diangka 3 digit, mobil yang kuhentikan, namun tidak ada yang menuju desa itu. Untunglah ketika nyaris putus asa, mendekatlah sebuah mobil yang menuju ke desa tersebut.

Alhamdulillah, perjalananku sepertinya di berkati.

Satu jam pertama perjalananku, begitu menyenangkan dengan pemandangan indah khas daerah pedesaan. Walaupun pedesaan tidak asing bagiku (karena aku juga berasal dari desa), namun kali ini aku sudah berniat menikmati semua yang kulalui.

3 kabupaten, telah kulalui. Kabupaten tempat desa X berada sudah di depan mata. Hatiku sudah girang karena tujuan sudah semakin dekat.

Mendadak cuaca berubah, tepat ketika mobil yang aku tumpangi sedang melewati jalanan berliku dengan pendakian yang tajam. Segera kutanyakan kepada sopir. Dan menurut beliau, cuaca di daerah sini memang aneh, tiba-tiba hujan, tiba-tiba terik.

Kuambil jaket yang tadi hanya kujadikan penutup betisku. Belum selesai Kupasang jaketku, tiba-tiba kudengar bunyi krek dan mobil yang kutumpangi berhenti setelah mengerem mendadak sehingga kepalaku dan beberapa penumpang lain tersantuk. Sontak para penumpang termasuk aku berteriak kaget dan kesakitan.

Sambil mengusap-usap kepalaku yang kayakny benjol, aku pun turun bersama penumpang lain. Pak sopir lebih dahulu keluar mobil dan turun melihat bagian bawah mobilnya.

"Kenapa Pak?" Tanyaku penasaran

"Mobilnya rusak, harus diperbaiki dulu!" Jelasnya

"Lama Pak?" Tanyaku

"Biasanya kalau kayak ini, perlu bengkel dan di daerah sini jarang sekalu bengkel!" Jelasnya dengan mata tetap pada bagian bawah mobilnya.

Duh.....

Bersambung

BEL, 270222

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post