Hey.. aku merindukanmu, mungkin ini kalimat yang akan aku katakan ketika nanti aku bertemu dengannya. Bagaimana tidak rindu, dulu sejak pertemuan pertama dengannya, setiap tahun aku pasti "mengapelinya". Bertemu dan "bersenda gurau" dengannya. Bahkan tak jarang aku memeluk dan memegang tangannya erat-erat.

Duh, jantung agak dag dig dug, perasaan senang akan bertemu denganmu membuat letihku seakan raib.

Puluhan km telah aku lalui, hitungan jam dan ratusan menit telah juga ku cicipi hanya untuk melampiaskan rinduku padamu. Rindu yang membuncah.

Bagaimana tidak alias sangat wajar kalo aku teramat merindukanmu, dua tahun aku tak bersua denganmu. Dua tahun tak kupegang tanganmu yang terkadang terasa dingin.

Aku ingat, pertemuan terakhir kita dua tahun yang lalu, diliputi rasa dingin yang menyusup kedalam sukmaku, hujan yang teramat deras seakan turut andil menyisipkan rasa dingin.

Tatapan mu seakan berbicara kalau kita hendak berpisah untuk masa dua tahun. Ya, covid 19 telah membentangkan jarak dan telah merantai kakiku, seolah-olah memasungku untuk tidak datang kepadamu. Sedih, tentu karena sebagian kesenanganku terpaksa tak kunikmati lagi.

Dan tadi siang, kita bertemu lagi. Rasa rinduku terobati. Rasa penasaranku akan keadaanmu terjawab. Aku senang dengan keadaanmu, ternyata dua tahun tak bersua membuatmu mempunyai waktu yang panjang untuk berbenah. Wajahmu kian indah, warnamu semakin semarak. Dan senyum mu, yaa. senyummu semakin manis.

Senang karena rinduku akhirnya terobati.

Hey .. kamu yang berbaju merah dan bergelar Ayam Jantan Dari Timur, terima kasih karena masih setia menanti kami untuk sekedar "bersua" denganmu.

Semoga tahun depan kita bersua lagi dan tentu saja akan kubawa mereka, para siswaku untuk berkenalan dengan sejarahmu. Agar mereka tahu, bahwa kamu memang pantas dirindukan.