Rachmani Dewi Sulistyawati

Terus melangkah, jangan menyerah apalagi berbalik arah...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sebuah Episode (tantangan menulis hari ke-44)

#TantanganGurusiana

"Aduh bu. Aisy kalau di kelas ngobrol terus", wali kelas anakku melaporkan.

Kuperhatikan gadis kecil ini yang bermain ayunan di halaman taman kanak-kanak dari kejauhan.

"Bahkan saat dipasangkan dengan teman duduk yang pendiam dan kalem, Aisy mampu mengajaknya ngobrol saat diminta mengerjakan tugas", sambung Ibu Nina lagi.

Saya tersenyum mendengarnya saat mendengar penjelasan terakhir. Dari kecil memang pembawaannya terlihat sangat berbeda dengan kakaknya.

Sejak bayi, ia telah berhasil membuat ibunya gagal memejamkan mata dari malam hingga terdengar ayam berkokok

Ia menangis keras bila saya melepasnya dari buaian. Orang menyebutnya bayi bau tangan. Bayi kecil yang berusia belum dua bulan ini sukses menjajah waktu istirahat saya selama berhari-hari. Ia benar-benar tidak mengizinkan tubuhnya terlepas dari buaian saya hingga waktu subuh.

Akhirnya saat subuh menjelang gantian saya yang menangis lelah karena belum dapat tidur nyenyak. Sementara si kakak yang berusia dua tahun sudah bangun meminta ditemani menonton film kartun.

Saat bersekolah di taman kanan-kanak pun ada kisahnya, seperti yang dikeluhkan okeh gurunya saat ia di TKB.

Pernah juga saat masih di TKA, hampir setiap datang menjemputnya pulang selalu ada laporan. Kebanyakan wali kelasnya melaporkan keisengannya terhadap teman di kelasnya. Ada satu temannya yang entah kenapa digemarinya untuk menjadi korban isengnya hingga menangis setiap hari.

Saya pun akhirnya yang rajin bertanya pada gurunya, "Siapa korban Aisy hari ini, Bu?" Hehehe, bu guru pun tersenyum.

Oh iya, bahkan sebelum bersekolah di TK, ia kerap ikut bersiap rapi mengikuti kakaknya yang bersekolah. Mengenakan kerudung, membawa tas besar, tak lupa sebuah kacamata hitam.

Ketika ditanya adek ini siapa? Maka dengan mantap ia menjawab aku Bu Era. Ia menyebut kepala TK tempat kakaknya bersekolah.

Haha, semua guru di sana tertawa melihat adik kecil yang bergaya mirip kepala sekolah.

Dan pada saat ia masuk sekolah dasar, ramai guru yang mengatakan, " Mama Aisy, kok Aisy beda jauh banget sama kakaknya ya."

Begitulah dia berbeda jauh dengan kakaknya yang diam dan kalem. 

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, setiap anak punya pembawaan sendiri. Aish sejak kecil sudahh terliluar biasa yah Bu. Sukses selalu dan barakallahu fiik

12 Mar
Balas

Iya bu, beda banget dengan kakaknya. Salam sayang buat bu Vivi

02 Apr



search

New Post