#TantanganGurusiana

Suatu hari seorang rekan guru berucap kepada saya.

"Wah, hebat ya. Ibunya penulis, anaknya penulis juga,"

Ia mengomentari foto anakku yang tengah merilis buku tunggalnya yang kedua.

Bersamaan itu selesai pula kegiatannya menghafal al quran 30 juz.

Memang tidak heran bila kebanyakan orang berpendapat demikian. Apalagi saya telah memiliki sebuah buku tunggal dari hasil pelatihan sagusabu.

Nyatanya buku tunggal yang dirilis olehnya lebih banyak dari saya, ibunya.

Apalagi setelah dia mengikuti pelatihan sasisabu, total buku tunggalnya sudah tiga.

Saya tentu saja belum ada apa-apanya. Itu pun belum termasuk antologinya yang sudah tidak terhitung.

Dari tiga bukunya satu bergenre motivasi remaja dan dua lainnya adalah novel yang berlatar luar negeri. Saya mengagumi ketekunannya melakukan riset agar dapat menggambarkan sebuah lokasi sebuah jembatan di Hungaria bisa tertulis dengan detil.

Juga kemampuannya mempelajari bahasa asing, membuat novel yang ditulisnya banyak sekali percakapan dengan bahasa negeri yang dijadikan latar.

Pokoknya jauh dibanding dengan karya saya, ibunya.

Jadi ungkapan yang lebih tepat adalah saya adalah ibu yang memiliki anak seorang penulis.

Saya bercita-cita ingin menggarap buku bersamanya. Ini sudah direncanakan berdua. Hanya saja eksekusinya belum ada waktu yang pas.

Saat ini ia tengah disibukkan dengan ujian akhir dan persiapan UTBKnya.

Sehingga saya harus bersabar menunggu waktu untuk menggarap outline yang pernah dibicarakan.

Cita-cita lainnya adalah saya dan dia bisa bersama menghadiri TNGP berikutnya. Tentu menarik sekali bila pasangan ibu dan anak merupakan alumni sagusabu dan sasisabu sekaligus.

Semoga cita-cita yang terakhir ini bisa segera terwujud