Rachmani Dewi Sulistyawati

Terus melangkah, jangan menyerah apalagi berbalik arah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menghafal Al Quran (tantangan hari ke-58)

Menghafal Al Quran (tantangan hari ke-58)

#TantanganGurusiana

Setiap kali saya menyimak hafalan al quran siswa-siswa saya, ada kenangan yang teringat kembali.

Seperti saat saya menerima setoran hafalan siswa saya yang membaca surat an naziat, maka saya teringat kembali perjuangan saya menghafal surat yang sama.

Saya ingat menyelesaikan hafalan al quran beberapa surat terakhir di juz tiga puluh saat saya tengah menyusui anak kedua.

Dan rupanya proses saya menghafal di hadapan bayi mungil itu terekam baik olehnya. Dan itu tak disadari oleh saya sebelumnya hingga saat ia berusia empat tahun , ia dapat membacakan beberapa ayat awal surat an naziat. Padahal saya tak sekalipun mengajarkannya secara khusus.

Dulu informasi tentang cara-cara menghafal al quran dengan efektif tidak sederas sekarang. Kini kita dapat dengan mudah mencari berbagai metode yang membuat kita mudah menghafal al quran. Kini kita dapat dengan mudah menjumpai para hafidz yang cukup dikenal baik di dalam negeri maupun dari luar negeri.

Seiring dengan mudahnya kita menemukan informasi tersebut, banyak orang tua yang menginginkan agar anak-anaknya mampu menghafal al quran dengan cepat dan lancar serta qualitas bacaan yang baik.

Itulah sebabnya meskipun terkesan mahal, sekolah dasar islam terpadu yang memiliki kurikulum al quran kerap diburu oleh orang tua. Mereka ingin memiliki anak yang memiliki hafalan al quran dengan baik

Harapan yang baik tentunya. Dan sekolah pun sekuat tenaga mewujudkan harapan tersebut. Setidaknya saat lulus sekolah dasar anak diharapkan memiliki hafalan al quran sekitar dua sampai lima juz.

Tapi pada prakteknya tidak sesederhana itu. Membimbing anak untuk menghafal tidak seperti menyuapi nasi ke dalam mulut sehingga kenyang.

Ada beberapa pondasi yang sebaiknya dimiliki sebelum kita meminta anak menghafal.

Yakni sudahkah kita menanamkan kecintaan anak kita kepada Allah SWT.

Dalam hal ini kita bisa memperkenalkan banyak keajaiban penciptaanNya sebagai media agar anak dapat jatuh cinta pada Rabnya.

Sebagaimana figur pahlawan super yang menjadi mudah menjadi idola anak, kita pun harus mampu mengenalkan KemahapenciptaanNya kepada anak.

Begitupun akhlakul karimah yang dimiliki oleh para guru al quran, dapat menjadi daya tarik anak tersebab figuritas terhadap gurunya.

Karena perasaan adalah pintu masuk proses belajar. Rasa nyaman berada di dekat guru akan menyemangatinya untuk menghafal al quran.

Untuk itu diperlukan wawasan ilmu pengetahuan yang luas, serta kesabaran yamg ekstra bagi guru quran agar dapat membimbing anak menghafal dengan bersemangat.

Terakhir adalah memahami proses menghafal al quran adalah proses tak berbatas waktu. Bukan hanya bagi para pemula yang sedang belajar menghafalal quran. Bahkan bagi para hafidz pun ia masih terus memelihara hafalannya dengan terus menghafalkan.

Sejatinya berinteraksi dengan al quran adalah interaksi yang berlangsung seumur hidup. Marhaban ya ramadhan, marhaban ya syahrul quran.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masyaallah, ini yang tak diperhatikan para orang tua. Hanya keinginan menggebu pada anaknya untuk hafal Qur'an. Tulisan keren karena berasal dari kejadian nyata dan pengalaman. Tulisan jadi punya rasa. Sukses selalu dan barakallahu fiik

27 Mar
Balas

Terima kasih bu Vivi keren

01 Apr



search

New Post