#TantanganGurusiana

Bu, ini gimana bu?

Begitu tanya mereka saat saya minta mereka mengerjakan soal yang saya berikan.

Kadang jadi guru emteka saya juga suka bingung sama anak sekarang.

Diberi latihan soal kan buat mengasah keterampilan berpikir.

Lha, ini malah balik bertanya pada gurunya sebelum berusaha mencerna soal.

Dan ada pula duduk diam terpekur seakan tidak tahu harus melakukan apa.

Saya sering mengamati berbagai tipe anak saat menyelesaikan soal. Namun bisa juga diartikan soal sebagai masalah hidup. Bukankah bagi anak sekolah soal adalah masalah hidup mereka ya.

Buat saya, meski ada rasa gemas dalam hati. Cara mereka melobi saya agar dibantu menunjukkan mereka tahu kemana cara penyelesaian masalah yang straight to the point.

Di situasi seperti inilah saya dapat melihat bagaimana kepribadian dan pola asuh yang dimiliki siswa tersebut.

Pola asuh yang memberikan anak kesempatan melakukan sesuatu dengan support yang besar cenderung membentuk anak yang mandiri dan kreatif.

Pola asuh yang memberikan pelayanan yang meniadakan kesempatan anak untuk melakukan sesuatu sendiri cenderung membentuk anak yang pasif dan tidak percaya diri.

Pola asuh yang membebaskan anak untuk selalu mengikuti keinginannya cenderung membentuk siswa yang sulit fokus menyelesaijan pekerjaannya.

Apalagi pola asuh yang selalu menggunakan kekerasan dalam menghadapi anak. Membentuk siswa tidak percaya diri dan tidak sabar dalam menyelesaikan soal.

Sejatinya melalui matematika sebuah karakter manusia dapat dilihat, dinilai sekaligus dibentuk