"Bu Putri mah hebat banget, makan gorengan bisa cuma sepotong aja", ujar teman saya yang sedang bercerita kepada teman yang lain.

Diet apa irit? Diet parah atau irit parah? Antara malu sama pengen ketawa. Astagfirulloh. Kelakuan zaman kapan ini?

Beberapa tahun lalu memang saya menjaga jumlah karbohidrat yang masuk kepada tubuh saya. Apalagi gorengan, makanan wajib warga +62. Selain mudah membuat saya radang tenggorokan, satu potong gorengan juga ternyata mengandung karbohidrat yang sebanding dengan seporsi nasi putih.

Jadi, wajar jika saya tidak rela memakan sepotong gorengan padahal saya stop makan nasi. Apalagi kalau sarapannya 3 buah bakwan plus sambal kacang. Wah, nikmaat. Tapi, hitung deh berapa jumlah karbohidrat dalam 3 gorengan? Wiih...ngeri. Bisa sia-sia usaha diet berminggu-minggu hanya karena gorengan. Saya tak rela, dong.

Alhasil, ketika saya kengen berat sama bakwan, pisang goreng, ataupun gorengan yang lain. Maka saya hanya mengambil satu potong, atau meminta setengah potong gorengan milik orang lain. Jadi saya tidak akan merasa bersalah kepada diri saya.

Yuk ah, perbanyak makan sayur, buah, protein serta makanan lainnya yang baik bagi tubuh. You are what you eat. Tubuh kita bukan tempat sampah, yang layak menerima segala macam makanan tanpa disortir terlebih dahulu. Percayalah, kawan! Usaha kita dalam menjaga asupan makanan akan membuat tubuh kita semakin sehat.

Salam sehat! Salam Literasi!