Menulis itu ya berbicara. Berbicara tanpa bersemuka dengan lawan bicara kita. Walaupun menulis identik dengan berbicara, masing-masing mempunyai karakteristik.

Berbicara dan menulis merupakan cara menyampaikan gagasan kepada orang lain. Namun, keduanya mempunyai perbedaan mendasar. Coba kita amati keadaan di sekitar kita. Hampir semua orang yang kita lihat melakukan kegiatan berbicara. Ada yang berbicara santai antara sesama pedagang, tawar-menawar antara penjual dan calon pembeli, atau antara anak yang merayu bundanya. Orang yang berbicara adalah berkomunikasi secara lisan. Mereka memperhatikan keras lemah suaranya, cepat atau lambat, dan ada bagian kata atau suku kata yang diberi penekanan.

Namun bagaimana dengan menulis. Apakah semua orang juga aktif menulis? Tidak semua orang mau dan mampu menulis. Padahal menulis itu juga identik dengan berbicara, yaitu menyampaikan ide kepada orang lain. Hanya saja ide penulis harus diwadahi dalam bentuk tulisan. Penulis tidak bisa menyampaikan langsung idenya kepada pembaca.

Selain memilih kosata kata yang tepat, penulis harus memperhatikan pengggunaan ejaan dan tanda baca. Kapan harus menuliskan unsur di harus dipisah atau dirangkai dengan kata yang diikutinya. Kapan harus menuliskan kata diawali dengan huruf kapital atau semua harus menggunakan huruf kecil.