Gelisahmu Mengurung Senja
Gelisahmu Mengurung Senja
mata itu kini makin sendu
samar sarat lakon kehidupan
biar tak lagi setajam matahari
namun tatapmu adalah belati
yang merobek keangkuhanku
tangan itu kian legam dimakan zaman
tiap waktu meramu perjuangan
menata gigih tiap tangga dalam diam
: simbol dongakne uripmu mulyo
dadi tuladhane sak podho
terus terjaga bisikmu di ujung telinga
dengan ranum doa tanganmu mengusap kepala
kala malam menyapu hari
dadamu tenggelam merajut doa
pada nadi dan nafasku
slalu kudekap ridhomu
bening restumu jadi pendar cahaya
saat bebintang dan bulan muram di dada
jika gelisahmu mencabik jiwa
jingga di cakrawala bungkam
resah mengurung senja
jengpur21082020
Belajar mengimpun diksi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren puisinya... Bening restumu jadi pendar cahaya... Saat bintang dan bulan muram di dada... Mantap diksinya bund... Salam sukses
Sdh sy follow
Terima kasih apresiasi Bunda Siti Khusnul.
Terima kasih Bunda Ratna, ingin terus belajar meracik diksi..
Salam literasi, keren puisinya bunda