Purwatie Pur

Lahir dan bertumbuh di lingkungan pedesaan membuat perempuan ini semakin mencintai kehidupan. Ragam warna dan perjuangan telah terpateri di jiwanya. Hidup bukan...

Selengkapnya
Navigasi Web

Gelisahmu Mengurung Senja

Gelisahmu Mengurung Senja

mata itu kini makin sendu

samar sarat lakon kehidupan

biar tak lagi setajam matahari

namun tatapmu adalah belati

yang merobek keangkuhanku

tangan itu kian legam dimakan zaman

tiap waktu meramu perjuangan

menata gigih tiap tangga dalam diam

: simbol dongakne uripmu mulyo

dadi tuladhane sak podho

terus terjaga bisikmu di ujung telinga

dengan ranum doa tanganmu mengusap kepala

kala malam menyapu hari

dadamu tenggelam merajut doa

pada nadi dan nafasku

slalu kudekap ridhomu

bening restumu jadi pendar cahaya

saat bebintang dan bulan muram di dada

jika gelisahmu mencabik jiwa

jingga di cakrawala bungkam

resah mengurung senja

jengpur21082020

Belajar mengimpun diksi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren puisinya... Bening restumu jadi pendar cahaya... Saat bintang dan bulan muram di dada... Mantap diksinya bund... Salam sukses

21 Aug
Balas

Sdh sy follow

21 Aug

Terima kasih apresiasi Bunda Siti Khusnul.

21 Aug

Terima kasih Bunda Ratna, ingin terus belajar meracik diksi..

29 Aug
Balas

Salam literasi, keren puisinya bunda

28 Aug
Balas



search

New Post