Kreativitas Utang Bank (2)
Hari ke 340.
Kreativitas Utang Bank (2)
Istri membantu mencari rejeki.
Setelah beberapa bulan kami tinggal di rumah "dinas", istri saya mengajukan permohonan untuk berjualan di sekolah. Pada tahun 1990, umur anak kami sudah dua tahun kurang satu bulan. Warung di sekolah baru satu milik penjaga malam sekolah. Sedangkan jumlah rombel sudah 10 kelas. Otomatis ketika istirahat tidak cukup melayani siswa. Siswa yang tidak kebagian tempat duduk terpaksa jajan di luar sekolah. Ada tiga warung milik warga yang berjualan di luar sekolah, di seberang jalan.
Saya menghadap ke kepala sekolah mohon ijin agar diperkenankan istri saya berjualan. Lalu Kepala Sekolah memanggil diajak bermusyawarah tentang keinginan kami ikut berjualan di sekolah. Tampaknya penjaga malam seperti keberatan.
"Silakan, pak. Asal jualannya tidak menyamai kami. Jangan jualan nasi," kata penjaga malam.
"Bagaimana, pak Pur?"tanya kepala sekolah.
"Paling kami jualan minuman, gorengan dan arem-arem,"jawab saya spontan.
"Baik, saya setuju,"kata pak penjaga malam.
Akhirnya keputusan itu saya sampaikan kepada istri saya.
"Diijinkan, bu, tapi ibu jualannya arem-arem, gorengan dan minuman,"kata saya ketika siang pulang sekolah.
"Lho, begitu. Padahal pagi hari anak-anak ingin sarapan. Kalau arem-arem tidak cocok,"kata istri saya.
"Sudahlah ikuti saja. Lihat perkembangan,"kata saya. Istri saya menurut apa yang saya katakan.
Sejak saat itu, kira-kira menjelang awal tahun pelajaran 1990/1991, kami membuka warung di sekolah dengan berjualan arem-arem, gorengan dan minuman yang disukai anak sekolah. Ekonomi sedikit terbantu dengan istri berjualan setidaknya untuk makan.
Keinginan untuk memiliki tanah terus menggebu di hati istri saya. Kami sedikit demi sedikit dapat menabung lagi, namun kami tidak menargetkan sebulan harus Rp. 25.000.
Warung tempat istri berjualan semakin banyak didatangi siswi-siswi kelas tiga. Lumayan ada yang jadi langganan. Kurang lebih dua bulan kemudian, istri jualan nasi megono tetapi megono model Pekalongan, ada bunga combrangnya. Itu megono resep nenek saya.
Limpung, 10 Januari 2021.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Penasaran pingin incip incip nasi nya