Jangan kacau pikiran (6)
Hari ke 307 kolom
Jangan kacau pikiran (6)
Kacau pikiran karena pengelolaan keuangan. Ini kejadian yang bisa menimpa siapa saja, terutama orang yang sudah berumah tangga. Pepatah lama mengatakan : besar pasak daripada tiang. Pengeluaran lebih banyak daripada penghasilan.
Sebuah contoh A seorang buruh yang sudah beristri setiap bulan menerima bayaran sejuta rupiah. Tetapi dalam sebulan istrinya menghabiskan uang untuk belanja kebutuhan sehari-hari sejuta dua ratus ribu rupiah sehingga satu bulan ia tekor atau kurang dua ratus ribu rupiah. Kekurangannya itu ditutup dengan utang pada warung tetangga. Bulan depan penghasilannya dipotong utang tinggal delapan ratus ribu rupiah. Pengeluaran tetap sejuta dua ratus ribu rupiah. Sehingga bulan berikutnya utang lagi. Demikian seterusnya setiap bulan utang si buruh tadi bertambah banyak yang akhirnya hidup sehari-hari dengan prinsip gali lubang tutup lubang.
Berbeda dengan B, teman A sama-sama menerima bayaran sebulan sejuta rupiah, tetapi B beserta istri bisa menabung seratus ribu rupiah per bulan. Dengan demikian belanja B lebih sedikit dari pada A. Setelah satu tahun B memiliki tabungan Rp. 1.200.000. Uang tabungan sebesar itu oleh istri B digunakan sebagai modal berjualan gorengan, seperti tahu dan tempe goreng. Dari berjualan gorengan itu keluarga B dapat tambahan penghasilan.
Dari contoh dua kasus tersebut, ternyata B lebih cerdas dalam menyiasati penghasilannya dari pada A. Hal itu menunjukkan bahwa dalam berkeluarga suami istri harus bekerjasama dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Istri si A hanya menerima uang dari suami untuk belanja kebutuhan hidup sehari-hari tanpa ada inisiatif menabung atau membantu suaminya dengan penghasilan tambahan. Sedangkan istri B berinisiatif membantu suaminya dengan menabung dan berjualan gorengan. Kehidupan sehari-hari A semakin sulit dibandingkan B.
Akibatnya A mengalami kekacauan pikiran dalam hidup berumah tangga. Hidup masih menumpang serumah dengan orang tua. Hidup penuh dengan utang. Pikiran A dengan istrinya tidak bisa berkembang, hanya mengandalkan bayaran sebagai buruh.
Kehidupan keluarga B semakin tambah tahun semakin berkembang meskipun sama-sama hidup serumah dengan orang tua. Setelah istrinya membantu menambah penghasilan, maka pada tahun berikutnya B dapat membeli sepeda motor ceketer seharga dua juta rupiah. Sepeda motor itu bisa digunakan B untuk menopang mobilitas kerja. Bekerja tidak jalan kaki atau naik angkudes. Selain itu bisa untuk mengantar istrinya belanja ke pasar atau pergi kondangan.
Itulah kehidupan berumah tangga. Hidup berumah tangga juga menggunakan matematika. Matematika rumah tangga berbeda dengan matematika akademik atau teori sekolahan. Yang jelas hidup berumah tangga harus cerdas menggunakan potensi yang ada dalam diri sendiri. Jangan sampai hidup berumah tangga dalam keadaan kacau pikiran. Rajin menabung dan cerdas cari peluang menambah penghasilan.
Limpung, 9 Desember 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar