ANTARA SLINKI, PER, DAN PER-PERAN
Kisah seru ini terjadi di Madrasah Tsanawiyah Annashuha, di wilayah cirebon Timur. Di madrasah ini, saya bertugas sebagai salah satu guru pengampu bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hari itu materinya tentang Getaran dan gelombang.
Setelah memberi waktu kurang lebih 15 menit untuk membaca materi yang akan dipelajari, maka kelompok yang bertugas presentasi materi getaran dan gelombang menyiapkan diri untuk mempresentasikan materinya di depan kelas. Presentasi berjalan baik dan lancar.
Ditengah sesi diskusi ada audience (peserta diskusi) yang menunjukkan tangan bertanya :
“Maaf saya tuh sebenarnya bingung, banyak yang dipelajari, dari rumus, rumus yang terkait gelombang, konsep konsep, contoh soal dan penyelesaiannya, sampai tips mudah menghadapi soal, sebenarnya bahkan saya tidak tahu maksudnya SLINKI yang merupakan salah satu contoh dari gelombang longitudinal.
Kelompok yang sedang presentasi tidak mampu menjelaskan apa itu SLINKI, bahkan berujar, kami juga belum tahu apa itu SLINKI. Kelompok Presentasi melemparkan pertanyaan salah satu kawan mereka ke audience kembali. Hening, geleng geleng kepala, akibat gagal paham terhadap kata SLINKI.
“Karena diskusi kelas tidak menemukan jawaban, maka pengertian kata kata SLINKI ini, di pending sementara. Setelah diskusi berakhir kita akan menanyakan pada Ibu guru” begitulah moderator memutus pembahasan untuk menghindari debat kusir SLINKI .
Setelah diskusi berakhir, segera mereka menanyakan kepada saya yang sedang berdiri di tengah kelas berencana mengevaluasi, merefleksi diskusi kali ini. Tak sabar, Zaini, cowok ceking berkulit putih itu, menanyakan kembali, “bu, SLINKI itu apa?” dengan tenang saya menjawab : “Itu lho mas, PER”.
Bukan jawaban koor bulat “OOOOOO “ yang saya dapati, tapi sontak mata anak anak kaget, seolah mengatakan, “Tidak mungkin SLINKI itu sama dengan PER”.
PER Bu? PER yang dinaiki?” Penasaran Lia menegaskan
“Kok PER yang dinaiki? Gimana naiknya?” saya jadi bingung sambil berfikir “Eits, salah pengertian nih, aduuuhhhh apa ya bahasa sederhana di sini untuk slinki” diskusi dalam alam pikir saya.
Tiba tiba perhatian saya tertuju pada Siswa yang bermain bolpoint yang berbunyi,,,”cetak cetik cetak cetik...”
“Aha, Ibu ada ide, Boleh ibu pinjam bolpointnya?”
“Boleh bu, silahkan”
Segera bolpoint si anak saya buka, saya ambil bagian Slinkinya dan bilang, “Ini SLINKI”
“serentak remaja kelas delapan itu menjawab, “ Ooooo, PER-PER AN”
Saya ganti yang terkejut, kan kata katanya hampir sama, PER dan PER-PERAN
“Memangnya PER dan PER-PERAN itu tidak sama, nak?”
“Ya beda jauh dong bu, Kalau PER itu delman bu, alat transportasi jarak pendek. Nah Kalo PER-PERAN ya berarti Slinki yang ada di dalam bolpoint.
“Ooo, begitu, terimakasih penjelasannya” Sejenak kemudian kami tertawa bersama, menyadari kami telah menambah kosakata bahasa sehari hari di cirebon, menyadari juga bahwa beda daerah, memaknai kata yang hampir sama pun bisa memiliki arti yang sangat berlainan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar