Romantika Si Gadis Jawa-Part 31 (Tagur-196)
#TantanganGurusiana Hari ke-196
#CeritaBersambung
#RSJ
Romantika Si Gadis Jawa
Oleh : Puji Lestari, S.Pd.
Hari-hari Widuri dijalani dengan penuh kehampaan. Perlahan dia mulai bisa menerima keadaan. Kembali ceria dan bersemangat menatap masa depan. Sejatinya itu hanyalah ilusi semata. Bak topeng yang membungkus rupa. Nyatanya dalam hati ia tetap hampa dan nestapa.
Nama Dewa masih tetap terukir indah dalam sanubari. Meski ia tak pernah tahu sampai dimana ujungnya nanti. Tak mudah baginya mengusir kenangan yang terpatri. Membuka hati untuk lelaki lain. Meskipun hubungannya dengan Doni kian dekat. Namun tak mampu merubahnya.
Enam bulan menjalani hidup dengan harapan semu. Widuri seakan menciptakan lorong waktunya sendiri. Menutup diri dari cinta lain. Terus bergumul dengan bayang-bayang Dewa yang menghantui.
Tring… tring… tring…
Ponselnya berdering. Widuri yang masih berada dalam selimutnya menggeliat. Meraba ponsel yang berada di ujung kasurnya.
"Bangun woy… nggak salat kamu?" Terdengar suara Doni nyaring di telinga Widuri.
"Nggak. Lagi halangan. Ada apa sih?"
"Aku nanti nggak bisa ngantar kamu ke toko buku ya."
"Kenapa?" tanya Widuri. Doni sudah berjanji sebelumnya akan mengantarnya ke toko buku.
Seperti biasa, di hari minggu Doni sering menemani Widuri sekadar jalan-jalan. Tentu saja tidak hanya berdua. Mereka bertiga dengan Mita, mahasiswi tingkat akhir tetangga kamar Widuri.
"Mau jemput Bang Dewa di bandara. Setelah itu mobilnya dibawa Bang Dewa pulang ke Bandung." Hati Widuri bergetar mendengar ucapan Doni.
Dia pun hanya ber oh ria. Tak tahu lagi harus menjawab apa. Hatinya pun kini sudah terpisah menjadi 2 bagian. Bagian yang satu senang mendengar kepulangan Dewa. Sementara bagian yang lain tetap saja merana. Mengingat Dewa sudah memilih melepasnya dan pergi jauh darinya.
"Nggak mau ikut?"
"Nggak deh. Aku pergi sama Mita aja." Jauh di lubuk hati sebenarnya Widuri ingin ikut. Menjumpai lelaki yang selama 6 bulan ini begitu dirindukannya.
Dasar watak perempuan yang tak pernah berubah. Selalu mengedepankan ego dan gengsinya. Pada akhirnya akan menyesal dengan apa yang sudah dilakukannya.
Sepanjang waktu di toko buku pikiran Widuri terus berkelana. Ia hanya berjalan tanpa arah mengikuti kemana kakinya melangkah. Mata awas melihat satu per satu buku yang tertata rapi di raknya. Menoleh ke kanan dan ke kiri. Mengambil satu buku, dilihat-lihat lalu diletakkan kembali pada tempatnya. Begitu terus berulang hingga beberapa kali.
Bersambung....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar