Puji Lestari, S.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Romantika Si Gadis Jawa-Part 27 (Tagur-192)

Romantika Si Gadis Jawa-Part 27 (Tagur-192)

#TantanganGurusiana Hari ke-192

#CeritaBersambung

#RSJ

Romantika Si Gadis Jawa

Oleh : Puji Lestari, S.Pd.

Suara ketukan pintu mengagetkan Widuri. Dadanya berdesir. Matanya awas melihat jam dinding. Memastikan ia tak salah melihatnya. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam. Siapa yang bertamu? Yang tahu tempat kosnya hanya Doni. Ah, tidak mungkin Doni berani bertamu langsung masuk hingga depan pintu kamarnya. Kos ini kan khusus perempuan.

"Widuri ada yang menunggu di depan." Terlihat seorang perempuan dengan setelan celana motif bunga-bunga berdiri di depan pintu kamarnya. Dia adalah tetangga sebelah kamar Widuri.

Widuri mengambil hijab dan keluar melihat siapakah yang datang menemuinya malam-malam begini.

Sampai di pintu pembatas antara kamar dan ruang tamu, alangkah kagetnya Widuri. Terlihat Dewa sudah menunggunya disana.

"Mas Dewa." Widuri mengulas senyum. Menyambut Dewa yang sudah duduk di kursi ruang tamu.

Tatapan hangat Dewa kembali dirasakan Widuri. Dengan senyum menawan menambah rupawan.

"Apa kabar?" Suara bariton yang begitu dirindukan. Terdengar lagi oleh Widuri.

"Baik. Mas tahu darimana kos Adek?" Pertanyaan yang sebenarnya tak memerlukan jawaban. Sudah pasti Dewa tahu dari Doni.

"Mas Dewa kenapa nggak bilang kalau dipindah tugaskan?" Tanpa basa basi Widuri langsung menodong Dewa dengan pertanyaan.

"Untuk apa? Mas pikir mungkin ini sudah jalannya. Seperti yang Adek pernah katakan. Mungkin kita memang tidak berjodoh."

Bak anak panah yang melesat dari busurnya. Tepat mengenai relung hati Widuri. Menciptakan tangis yang tertahan. Matanya berkaca-kaca menatap Dewa. Leher terasa sesak seperti terikat tali dengan kuat.

"Sakit kan, Dek? Begitulah yang Mas rasakan. Perjuangan yang begitu besar dipatahkan begitu saja dengan sikap Adek."

Widuri terdiam. Mulutnya seakan terkunci. Air matanya perlahan menetes melewati sela-sela pipinya.

"Bukan Mas ingin membalas. Tapi mungkin ini memang sudah takdirnya. Mas besok berangkat ke Kalimantan. Lusa sudah mulai bekerja disana. Kamu baik-baik disini ya."

Dewa berdiri dari duduknya bersiap untuk keluar.

Bersambumg ....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selamat bekerja ya

01 Sep
Balas



search

New Post