Puji Lestari, S.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Romantika Si Gadis Jawa-Part 24 (Tagur-189)

Romantika Si Gadis Jawa-Part 24 (Tagur-189)

#TantanganGurusiana Hari ke-189

#CeritaBersambung

#RSJ

Romantika Si Gadis Jawa

Oleh : Puji Lestari, S.Pd.

"Widuri kan?" Lelaki itu menyebut namanya. Widuri yang berbalik hendak melanjutkan jalannya, kembali menghentikan langkahnya. Lelaki itu mengenalnya? Siapa dia?

Widuri mengerutkan kening. Berusaha mengingat siapa lelaki di hadapannya sekarang.

"Aku Doni. Masih ingat kan?" Lelaki itu membuka topinya.

Mendengar nama Doni dan mengamati dengan saksama setelah dibuka topinya, Widuri baru teringat. Iya, lelaki itu adalah sepupu Dewa di Solo.

"Mau kemana?"

"Mau ke Yayasan Taruna. Aku diterima kerja disana." Widuri menjawab dengan kikuk. Mungkin karena mereka baru pertama ini berbicara secara langsung.

"Wah keren. Kamu sendirian?"

"Sama ayahku."

Doni menghampiri Pak Sapri dan mengulurkan tangan memberi salam. Melihat raut wajah Pak Sapri yang penuh tanya, Doni memperkenalkan diri. Sikapnya yang ramah dan mudah akrab membuatnya tidak canggung lagi berhadapan dengan orang yang baru dikenalnya. Persis seperti Dewa. Ditambah lagi Doni dan Widuri seumuran.

"Bareng sama aku aja. Kebetulan aku mau melewati daerah sana," ajak Doni.

Mereka bertiga berjalan menuju mobil Doni yang terparkir di halaman stasiun. Dalam benak Widuri saat ini sudah bertumpuk pertanyaan. Akan dia tanyakan pada Doni. Barangkali dia tahu sebab Dewa menghindarinya.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Membelah jalanan ibukota yang masih lengang. Widuri memperhatikan di sekelilingnya. Gedung-gedung pencakar langit tinggi menjulang. Seakan menunjukkan integritas tinggi orang-orang yang menghuninya.

"Mas Dewa apa kabarnya, Don?" Pertanyaan Widuri menghentikan percakapan Doni dan Pak Sapri. Terlihat Doni berusaha menguasai keadaan. Menjawab dengan nada biasa.

"Mas Dewa sekarang lagi sibuk ya?" Kembali Widuri menanyakan tentang Dewa. Kali ini rasa ingin tahunya sudah membuncah.

"Iya. Bang Dewa sedang mempersiapkan kepindahannya." Sembari menyetir menyeimbangkan laju mobilnya, Dewa melirik Widuri dari kaca spion di depannya.

"Pindah? Maksudnya?"

"Bang Dewa dipindahkan ke Kalimantan. Diangkat jadi kepala sekolah SMP Cendekia cabang disana." Bak tersambar petir di pagi buta. Widuri terkaget mendengar kabar dari Doni.

"Bang Dewa nggak cerita?" tanya Doni saat melihat raut wajah kaget Widuri. Dibalas gelengan kepala.

Bagaimana Dewa mau cerita. Komunikasi mereka sekarang ini tak seperti dulu. Dewa seakan memberi jarak diantara mereka.

Pak Sapri menangkap kesedihan di wajah Widuri. Binar matanya yang bahagia saat akan ke Jakarta kini mulai meredup. Pak Sapri iba dengan kenyataan yang harus dihadapi Widuri. Harus bagaimana mengatasi.

Bersambung ....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post