Namaku ati….nama yang cukup unik di 2020…tapi dengan nama ini, orang pasti bisa menebakku kalau aku memiliki darah bugis. Aku terlahir sebagai anak ke empat dari sepuluh bersaudara.Waaah….ukuran ini terlalu banyak untuk zaman sekarang, tetapi untuk aku yang lahir diera 70 an biasa saja. Kalian bisa bayangkan bagaimana ramainya rumah kami dengan penghuninya yang berjumlah 12 orang.

Rumah adalah sejarah bagiku....disinilah aku melewati masa kecil sampai dewasa. Saat aku kecil, aku paling suka bernyanyi dikolong tempat tidur. Dulu aku menyebutnya ranjang . Ranjang itu sangat besar, mungkin karena jarak umur kami tidak beda jauh, kami sering tidur bersama.

" sudah berapa kaset?' ujar bapakku disetiap aku bernyanyi. Aku bukannya berhenti tapi aku tetap bernyanyi sampai aku tertidur dibawah kolong ranjang. Saat kami mulai besar, bapakku mengganti ranjang itu dengan tempat tidur yang lebih modern. Ranjangpun bergeser....

Entah berapa lama...saat aku mulai dewasa, aku tak lagi melihat ranjang itu...

"Ranjang disamping rumah kemana ya?" tanya bapakku kepada kami.

" aku jual pak" jawab adikku

" jual kemana"?

Dengan polosnya dia menjelaskan...ternyata dia menjual di tukang loak yang lewat didepan rumah. Dipikirnya ranjang itu tidak dipakai lagi, dengan harga 20 ribu. Bapakku mau marah ....tapi apa daya, sang adik masih kecil.

Oh Ranjang....dimana kau berada.......