Pujarsono, S.Pd.

Pujarsono, S.Pd. dilahirkan di Cilacap, 26 Agustus 1969. Sekarang dia mengabdi sebagai guru Bahasa Inggris di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kulon Progo, Daerah Istim...

Selengkapnya
Navigasi Web
KISAH ABU QILABAH, SAHABAT NABI YANG SELALU  SABAR DAN BERSYUKUR

KISAH ABU QILABAH, SAHABAT NABI YANG SELALU SABAR DAN BERSYUKUR

Tantangan Menulis Gurusiana Hari ke-121

KOLOM JUMAT

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Selamat berjumpa kembali dengan hari Jum’at. Hari Jumat yang penuh berkah. Saya telah berkomitmen pada diri sendiri selama mengikuti tantangan menulis Gurusiasa setiap hari Jum’at akan menulis kolom Jum’at yang sementara ini masih melanjutkan kisah-kisah teladan.

Selamat membaca semoga ada manfaat serta pelajaran yang bisa kita ambil. Saya mendoakan sahabat semua semoga Allah memberikan kepada sahabat hikmah, umur yang barokah, rezeki yang melimpah ruah, segala urusannya dipermudah, dikaruniai anak yang sholih/ah, dan kegiatan menulisnya tetap istiqomah.. Aamiin.

Seri Kisah Teladan ke-12

KISAH ABU QILABAH, SAHABAT NABI YANG SELALU SABAR DAN BERSYUKUR

Kisah Abu Qilabah ini merupakan salah satu kisah sahabat Nabi yang mengharukan. Dari kisah Abu Qilabah ini kita bisa belajar bagaimana mensyukuri apa pun yang kita miliki dan tetap bersabar dengan apa yang menimpa kita.

Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab ats-Tsiqat, kisah ini diriwayatkan dari Abdullah bin Muhammad, ia mengatakan, "Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil, yang dari kemahnya menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat miskin. Lalu aku pun mendatangi kemah yang berada di padang pasir tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya.

Kemudian aku melihat seorang laki-laki. Namun bukan laki-laki biasa. Kondisi laki-laki ini sedang berbaring dengan tangan dan kakinya buntung, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang berbicara.

Dari lisannya orang itu mengucapkan,“Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.”

Kemudian aku pun menemuinya, dan berkata kepada orang itu, “Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?”

Kemudian laki-laki pemilik kemah itu menjawab,“Wahai saudara, diamlah. Demi Allah, seandainya Allah datangkan lautan, niscaya laut tersebut akan menenggelamkanku atau gunung api yang pasti aku akan terbakar atau dijatuhkan langit kepadaku yang pasti akan meremukkanku. Aku tidak akan mengatakan apapun kecuali rasa syukur.”

Aku kembali bertanya, “Bersyukur atas apa?”

Laki-laki pemilik kemah itu menjawab lagi, “Tidakkah engkau melihat Dia telah menganugerahkan aku lisan yang senantiasa berdzikir dan bersyukur. Di samping itu, aku juga memiliki anak yang waktu sholat ia selalu menuntunku untuk ke masjid dan ia pula yang menyuapiku. Namun sejak tiga hari ini dia tidak pulang kemari. Bisakah engkau tolong carikan dia?”

Aku pun menyanggupinya dan pergi untuk mencari anaknya. Setelah beberapa saat mencari, aku mendapati jenazah yang sedang dikelilingi oleh singa. Ternyata anaknya laki-laki itu sudah dimakan oleh singa.

Aku pun bingung bagaimana caraku untuk mengatakannya kepada laki-laki pemilik kemah itu. Aku pun kembali dan berkata kepadanya,

“Wahai saudaraku, sudahkah engkau mendengar kisah tentang Nabi Ayub?”

Laki-laki itu menjawab, “Iya, aku tahu kisahnya.”

Kemudian aku bertanya lagi, “Sesungguhnya Allah telah memberinya cobaan dalam urusan hartanya. Bagaimana keadaannya dalam menghadapi musibah itu?”

Ia menjawab, “Ia menghadapinya dengan sabar.”

Aku kembali bertanya, “Wahai saudaraku, Allah telah menguji Ayub dengan kefakiran. Bagaimana keadaanya?

Ia menjawab, “Ia bersabar.”

Aku kembali bertanya, “Ia pun diuji dengan tewasnya semua anak-anaknya, bagaimana keadaannya?” Ia menjawab, “Ia tetap bersabar.”

Aku kembali bertanya, “Ia juga diuji dengan penyakit di badannya, bagaimana keadaannya?”

Ia menjawab dan bailk bertanya, “Ia tetap bersabar. Sekarang katakan padaku di mana anakku?”

Kemudian aku berkata, “Sesungguhnya putramu telah aku temukan di antara gundukan pasir dalam keadaan telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas, semoga Allah melipatgandakan pahala bagimu dan menyabarkan engkau”

Kemudian Laki-laki pemiliki kemah ini mengatakan, “Alhamdulillah, yang Dia tidak meninggalkan keturunan bagiku yang bermaksiat kepada Allah sehingga ia diazab di neraka.”

Kemudian ia menarik napas panjang lalu meninggal dunia. Aku pun membaringkannya di tangannya dan berpikir apa yang harus aku perbuat. Aku sendirian dan bagaiman aku mengurus jenazah ini. Kemudian aku tutupi dengan jubahku dan beberapa saat kemudian lewat empat orang laki-laki mengendarai kuda.

Mereka berkata, “Wahai saudara, apa yang terjadi padamu?”

Kemudian aku pun menceritakan kepada mereka apa yang telah aku alami dan aku meminta bantuan kepada mereka untuk mengurus jenazah laki-laki ini. Mereka bertanya, “Siapa dia?”

Lalu aku menjawab, “aku juga tidak mengenalnya, dia dalam keadaan sakit dan memprihatinkan.”

Kemudian keempat laki-laki ini meminta untuk membuka penutup wajahnya, karena mungkin salah satu dari mereka mengenalnya. Ketika aku membuka penutup wajahnya, tiba-tiba mereka tersentak, lalu mencium dan menangisinya, dan berkata, “Subhanallah, wajah yang senantiasa bersujud kepada Allah. Mata yang selalu menunduk atas apa yang diharamkan Allah. Tubuhnya selalu sujud tatkala orang-orang dalam keadaan tidur”. Aku pun bertanya, “Kalian kenal dengan laki-laki ini?” Mereka menjawab, “Engkau tidak mengenalnya?”

Aku menjawab bahwa aku tidak tau siapa laki-laki ini. Kemudian mereka berkata, “Ini adalah Abu Qilabah, sahabat dari Ibnu Abbas. Laki-laki ini, pernah dimintai oleh khalifah untuk menjadi seorang hakim. Namun, ia menolak jabatan tersebut.” Perlu diketahui bahwa jabatan hakim atau qadhi ini adalah suatu jabatan khusus, di mana mereka akan mengatur hukum dan menentukan hukum di antara manusia. Ini merupakan jabatan yang mulia pada saat itu. Namun, Abu Qilabah menolaknya dan pergi ke wilayah Mesir hingga wafat dalam keadaan seperti ini.

Kemudian Abdullah bin Muhammad bersama empat laki-laki tadi pun memandikan, mengkafani, dan menyholatkannya, sebelum akhirnya memamkamkan beliau.

Dikatakan dalam kisah lain bahwa Abu Qilabah ini adalah sahabat Rasulullah terakhir pada masa itu, sehingga khalifah ingin menjadikannya seorang hakim.

Wallahu a’lam.

Demikian kisah ini saya ceritakan kembali, dengan doa semoga kita termasuk golongan orang selalu mensyukuri apa saja yang Allah berikan kepada kita dan bersabar atas ujian dan cobaan yang kita alami.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.,

Sumber bacaan:

https://www.merdeka.com/jabar/kisah-abu-qilabah-kisah-haru-wafatnya-sahabat-nabi-kln.html

https://kisahmuslim.com/3327-kisah-indah-orang-shalih-abu-qilabah.html

https://almanhaj.or.id/3761-abu-qilabah-mengajarkan-sabar-dan-syukur-kepada-allah.html

https://www.youtube.com/watch?v=D7hzkuQrV2I

Kulon Progo, Jumat 14 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih Pak. Artikelnya sangat bermanfaat. Barakallah

15 Aug
Balas

Alhamdulillah.Terima kasih. Semoga sukses dan sehat selalu

17 Aug

Barakallah.. Semoga kita senantiasa bisa meneladani semua uswatun hasanah yang sudah diberikan oleh baginda Rasul dan para sahabat nabi kita... Aamiin

14 Aug
Balas

Aamiin yaa Robbal 'aalamiin. Terima kasih. Semoga sukses dan sehat selalu

17 Aug

Selalu keren pak Pujarsono, terima kasih telah berbagi kisah yang sangat bermanfaat untuk kita semua... Salam santun

14 Aug
Balas

Sama-sama Bu Trisna. Terima kasih. Semoga sukses dan sehat selalu

17 Aug

Suatu kisah yang sangat menginspirasi kita selalu bersyukur dan sabar

14 Aug
Balas

Iya bu.....Terima kasih. Semoga sukses dan sehat selalu

17 Aug

Luar biasa pelajaran yg bisa diambil dari ceritanya pak.Semoga sukses ya pak!Bagi saya akan merasa rugi, jika tidak berkunjung di blog bapak hari Jumat

16 Aug
Balas

Alhamdulullah....Terima kasih sudah selalu berkunjung. Semoga memberikan manfaat. Semoga sukses dan sehat selalu

17 Aug

Kisah yang mengharukan dan banyak pelajaran yg diambil. Bersyukur apapun ketentuan Allah, karena Allah tahu yang terbaik untuk hambanya. Sukses Pak

15 Aug
Balas

Smg kita jadi gologan yg selalu bersabar dan bersyukur. Terima kasih. Semoga sukses dan sehat selalu

17 Aug

Kita yg sudah dikasih banyak anugerah tapi malah sering lupa untuk bersyukur. Bagus bgt pa. Salam Literasi.

14 Aug
Balas

Iya bu...semoga kita selalu bersyukur....terima kasih. Salam literasi kembali.

15 Aug



search

New Post