Mak Jegagig, Ujug-ujug

Tulisanku dimulai beberapa hari yang lalu. Informasi dari teman, ada kelas menulis buku, satu guru satu buku. Tanpa berpikir Panjang, aku minta link pendaftaran diklat menulis buku tersebut. Aku langsung mendaftar dan transfer uang pendaftaran sebagai syarat mengikuti Diklat. Tidak berpikir Panjang, buku apa yang mau saya tulis. Karena, berawal dari keinginan memaksa diri, agar bisa memenuhi hasrat menulis.

Setelah mendaftar, ya sudah. Tanpa persiapan bahan apapun menuju kelas menulis buku online. Bak seorang petani, berangkat ke ladang tanpa cangkul. Sampai di ladang tengok kanan, tengok kiri. Pekerjaan apa yang bisa dilakukan dengan tanpa alat.

Pekerjaan rutin di zona nyaman, nyaris menghabiskan waktuku seharian. Hari demi hari, beraktifitas rutin di zona nyaman tanpa tantangan. Akhirnya, tersadar diundang pada group WA, sagusabu, komnasdikjatim2. Invitation to join my WhatsApp group, kalimat pertama dalam group WA dari nomor yang belum terdaftar di smartphonku. Perasaan mulai berdebar-debar, diklat segera dimulai.

Pengalamanku, akibat memenuhi hasrat menulis pada diklat menulis online yang kuikuti pertama kali. Berbekal nekat dan niteni tulisan-tulisan buku di rak ruang kerjaku. Aku menapak menuju ruang, Kelas menulis Online II. Kelas menulis Online II adalah training online perdanaku dalam menulis buku. Memang sih, tidak lebih dari dua kali, penulis pernah mengikuti kegiatan diklat menulis buku.

Setelah sempat pingsan beberapa tahun tidak pernah menulis. Senang iya, tetapi panik juga iya. Sudah sangat lama tidak menulis dan berhadapan dengan dunia tulis-menulis. Betapa tidak, setelah sesi I, ada tugas yang harus dipublikasikan dalam blok gurusiana.

Tugas I membuatku harus bertatih-tatih merangkai kata, kalimat, dan paragap. Meski hanya 200 kata, 3 jam bekerja keras dengan semangat ingin memenuhi Hasrat, alhamdulillah terwujud. Kemampuan lemah, pengalaman seadanya, hanya semangat yang memaksa. Kalau penulis mahir, satu artikel paling 15-45 menit bisa selesai.

Tegang sekali saat mendekati deadline jam 22.00. Tetapi, sekali lagi karena semangat memenuhi hasrat, aku merasa sangat bersemangat, seperti ketika bertemu pacar pertama kali. Deg-deg an, senang, bercampur jadi satu.

Ketika mengikuti kelas menulis sesi II, ternyata semakin membuatku lebih deg-deg an lagi. Betapa tidak, belum punya buku, apalagi konsep, tugas sesi II Menyusun sebuah sinopsis buku yang akan diterbitkan. Mak jegagig, ujug-ujug. Kejutan apa lagi tugas sesi II kali ini, gumamku dalam hati. Semangat memenuhi hasrat, sekali lagi pendorong yang membakar api menulis dalam jiwaku.

Roh yang sama sangat terasa di grup sagusabu, komnasdikjatim2. Roh yang saling menguatkan dan saling membantu. Tidak ada menjatuhkan, mengolok-olok karena salah satu peserta belum paham, dan junior senior yang membaur. Roh yang kuat itu sepertinya tidak lepas dari roh pematerinya, yaitu Sang Master, Eko Prastyo dan Bunda Pipit. Sangat tidak bisa dipercaya jika dalam sebuah diklat, yang sebelumnya peserta tidak saling mengenal bahkan tidak saling bertatap muka, tetapi bisa mempunyai roh yang sama. Saling membantu, saling mendukung, untuk target yang sama, yaitu bisa mengumpulkan tugas.

Sejauh aku mengikuti kelas menulis online hingga sesi II ini, rasanya sangat terbantu. Dari pemula yang enggak tahu apa-apa, dibimbing, diberi materi yang sangat kuperlukan untuk melangkah lebih jauh lagi. Pemateri, sangat membantu dalam menjawab segala yang menjadi ketidaktahuan kami, para peserta. Kami yang berprofesi guru yang bukan penulis, terus bersemangat. Saling memberi dan menerima materi pembelajaran. Sungguh pengalaman yang sangat memperkaya!