Mendaki Pagi Di Gunung Budeg
Minggu pagi setelah sholat subuh Putriku bersama temannya berangkat olahraga pagi. Bersama keenam temannya mereka berangkat dari rumah masing-masing menuju gunung budeg. Satu persatu temannya sampai di pos penjagaan untuk melakukan registrasi jika mau mendaki kepuncak gunung budeg. Sebelum hari pelaksanaan mereka harus ijin bisakah mereka melakukan pendakian. Karena situasi pandemi bagi pengelola gunung budeg yang ada pos penjagaan pasti ditutup untuk pandemi makanya harus jauh hari untuk ijin tidak asal naik saja. Setelah ada persetujuan dari yang menjaga pos gunung budeg baru kita bisa melakukan pendakian.
Memang bagi mereka yang tidak pernah melakukan pendakian tidak tahu tata cara mau pendakian. Jika kita melakukan pendaftaran di pos penjagaan mereka akan tahu ada yang masih melakukan pendakian dan hari berikutnya sudah turun apa belumuntuk mengecek keselamatan dan menjaga jangan sampai ada kerumunan di puncak gunung. Kita tidak tahu nasib para pendaki diperjalanan maka dengan mendaftar pihak pengelola gunung akan tahu mereka turun atau belum dari gunung. Jika dirasa sesuai perjanjian dipendaftaran pihak pengelola akan menyisir naik mencari keberadaan pendaki.Itulah gunanya pendaftaran di gunung dan biasanya kalau gunungnya agak tinggi bisa kisaran 25 ribu sampai 50 ribu perorang. Tapi kalau gunung budeg biasanya hanya 5000 untuk ijin naik keatas.
Setelah melakukan registrasi mereka mulai melangkah setapak demi setapak. Nah jika kita ijin dulu untuk naik maka jalur yang kita lalui adalah jalur yang sering dilalui untuk para pendaki. Bagi para pemula gunung budeg sangat cocok karena disitu gunungnya tidak terlalu tinggi tapi jalan yang cukup menantang bagi yang tidak pernah sama sekali. Nanti kalau ada tanjakan maka sama pengelola ada tali untuk pegangan. Memang kelihatan dari bawah gunungnya tidak terlalu tinggi tapi kalau kesana harus pakai sepatu yang bisa menahan kita untuk tidak tergelincir karena jalan yang di lalui cukup licin.
Dulu waktu saya masih punya anak satu masih kuat untuk naik sampai puncak teratas tapi sekarang sudah tidak kuat lagi untuk naik keatas. Tapi lain dengan putriku dan teman-temannya mereka enjoy aja untuk bisa sampai puncak. Biasanya sebelum pandemi dia naik ke gunung gudeg kurang dari satu jam sampai ke puncak. Tapi tadi pagi katanya sampai dua jam mereka sampai puncak. Karena masa pandemi saya tidak mengijinkan pendakian sehingga mereka semua lama tak melakukan pendakian ke gunung dan juga jarang mekakukan wisata yang berhubungan dengan alam.
Akhirnya mereka sampai puncak gunung budeg untuk melihat matahari terbit dari puncak gunung budeg. Tapi yang terlihat adalah awan putih dan udara segar yang tertiup angin pagi. Memang olahraga pagi putriku pagi ini cukup memeras keringat dan tenaga sehingga cukup membakar lemah. Setelah dirasa cukup istirahat ,makan pagi dan sudah selfi mereka memutuskan untuk turun dari gunung budeg. Setelah dirasa cukup puas melihat pemandangan dari atas gunung budeg mereka melangkah turun. Untuk turun harus hati-hati jangan sampai tergelincir makanya kalau pakai sepatu khusus untuk digunakan pendakian tidak terlalu kesulitan tapi jika sol bawah sepatu tipis pasti sampai rumah sepatu rusak dak bisa dipakai lagi itu berdasarkan pengalaman. Akhirnya satu jam mereka sampai bawah laporan ke pos penjagaan dan setelah istirahat sejenah di pos penjagaan akhirnya mereka semua pulang ke rumah masing-masing. Itulah perjalanan putriku pagi hari olahraga di gunung budeg.
Semoga kalian yang suka pendakian bisa jadi pengobat rindu karena lama tidak melakukan pendakian karena situasi pandemi Corona. Situasi dimana gunung-gunung tempat pendakian juga ditutup untuk pendakian walaupun yang naik ke gunung jarang sekali. Paling banyak sehari hanya sekitar 4 sampai 5 rombongan. Tapi para pengelola tetap menutup untuk sementara waktu demi keselamatan para pendaki tentunya. Semoga wabah ini cepat berakhir sehingga semua kegiatan bisa berjalan seperti semula.(Hari ke 53)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar