Pitriyanis S.Pd,SD

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Rahasia Cinta Agil part 5

"Kembalikan kalam ana" teriak seorang anak dari ruangan latihan kaligrafi.

"Ana tidak mengambil kalam anta"sanggah anak yang lain cuek.

"Tidak mungkin pasti Anta yang mengambil ,kan yang kemarin Anta juga yang mengambil pensil ana" Anak itu mengangkat bahu cuek, lalu melanjutkan membuat kaligrafinya.

Anak yang pertama mulai menangis sesegukan .Tidak lama terlihat seorang Ustadz bergegas mendekati ruangan latihan kaligrafi .

"Kenapa menangis?" tanya Ustadz pada anak yang sedang menangis.

"Kalam ana hilang Ustad" kata anak tersebut semakin sesegukan.Ustadz menarik nafas panjang, dan mengeleng gelengkan kepalanya. Terlihat ustadz berusaha sabar menghadapi masalah yang sudah sering terjadi semenjak Angga, nama anak yang cuek tadi masuk ke pondok pesantren.

Angga seorang anak yang dititipkan ke pondok karena tidak ada lagi keluarga dekatnya yang akan mengurus Angga. sepeninggal orang tuanya Angga yang tewas dalam kecelakaan mobil .Angga adalah anak satu-satunya ketika mereka sekeluarga pergi berlibur ke Puncak 6 bulan yang lalu. Mobil yang dikendarai Ayah Angga remnya blong ,dan masuk ke jurang sehingga ayah dan ibu Angga tewas di lokasi kecelakaan .sedangkan Angga sendiri dengan kekuasaan Allah selamat dari bahaya maut tersebut.

sebelumnya 2 minggu Angga dirawat di rumah sakit ,akibat luka-luka yang dialami. keluarga jauh Angga mengambil keputusan untuk menyerahkan Angga ke pondok Nurul Yaqin.

Entah karena selama ini Angga anak orang kaya dan selalu dimanjakan dan selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, sehingga dia punya kebiasaan mengambil apa saja yang diinginkan .atau entah karena memang kelainan tingkah laku seperti kleptomania yang suka mengambil barang-barang yang di inginkan tanpa rasa bersalah dan malu kalau ketahuan.

"Angga betul kalam Fadil ada pada anta ?"tanya Ustadz Hafidz tegas.

"tidak Ustad "bantah Angga tapi tidak berani menatap mata Ustad Hafiz .

"Kalau begitu silahkan keluarkan semua isi tas anta"kata ustadz hafis lebih tegas lagi .

Angga menumpahkan isi tasnya di atas meja .tiba-tiba ada sesuatu berwarna hitam yang menggelinding keluar dari tas Angga. Ustad Hafiz memungutnya.

"Ini kalam Siapa ?"tanya Ustadz Hafidz .

"Kalam ana Ustaz", jawab Fadil.

"Apa tandanya kalau kalam ini milik Anta ?"tanya Ustadz Hafiz

"Pada Ujungnya ada inisial F Ustadz?, jelas Fadil.

Ustad hafiz memeriksanya. Ternyata benar di ujung kalam tercantum inisial huruf F dengan torehan.

"Apakah kalam ini milik fadil, Angga? "Tanya ustadz Hafiz menatap Fadil tajam.

"Iya ustad", jawab Fadil tanpa tanpa rasa malu dan bersalah, walau ada sedikit getaran suaranya melihat tatapan tajam ustad.

"Anta ikut Ana sekarang "perintah ustad pada Angga sambil berlalu, melewati ruangan latihan kaligrafi. Angga mengikuti langkah Ustad Hafiz dengan gontai .

Agil melihat Ustaz dan Angga berlalu dan hilang di ujung gang buntu.

"Assalamualaikum ",Agil mengucap salam pada seorang anak yang sedang asyik membuat kaligrafi pada sebuah kertas karton.

"Waalaikumsalam" balasnya datar,tidak menoleh sedikitpun pada Agil ,dan terus saja menggores goreskan kalamnya.

Agil tidak mau mengganggu keasyikan anak tersebut.Ia memperhatikan goresan-goresan pada kertas karton .Agil berdecak kagum .

"MasyaAllah, indah sekali" tampa sadar keluar kalimat pujian dari mulut Agil.

Anak itu menoleh sekilas pada Agil, dan meletakkan kalamnya. Lalu mengambil botol minum dan meneguknya.

"Maaf ,aku Agil ,boleh kita kenalan?" sapa Agil sambil mengulurkan tangannya.

Anak itu mengacuhkan Agil dan mengambil kalamnya kembali .Iya tenggelam dengan keasyikan menggores goreskan kalamnya.

Agil sebenarnya sudah tahu nama anak tersebut .Angga , kata Alif memberitahukannya pada Agil. Agil Memilih diam dan memperhatikan keasikan Angga.Agil betul betul dibuat kagum dengan hasil karya Angga.

Angga Akhirnya selesai juga .dia tersenyum dan nampak puas dengan hasil karyanya. Setelah memandangi sekali lagi Angga membereskan catatannya ,dan bersiap-siap meninggalkan ruangan.

"Angga !"Panggil Agil .Angga nampak terkejut dan melihat kepada Agil. Agil tersenyum.

"Angga Aku sangat suka dengan kaligrafi mu, boleh kita berteman?" Agil menyodorkan tangannya.

Angga Acuh dan meninggalkan Agil tanpa berkata satupun. Agil menghela nafas.Walaupun demikian Agil tidak akan menyerah. Agil sendiri tidak mengerti , mengapa dia ingin sekali menjadi teman Angga.

Betul kata Alif selain menderita kleptomania, Angga juga sulit berteman dengan orang lain. apalagi dengan kelainannya, banyak anak-anak yang tidak suka berteman dengan Angga .Agil tidak peduli .Justru dia ingin menjadi sahabat Angga.

Agil tidak menyerah. besoknya Agil datang lagi ke ruangan latihan. Agil beruntung karena kakeknya salah seorang pengurus yayasan pondok pesantren Nurul Yaqin. kakek meminta kepada kepala pengasuhan santri ,dan memohon agar selama Agil di kampung dibolehkan masuk untuk melihat-lihat kegiatan di pondok ini. tentu saja kepala pengasuhan mengizinkan. Selama tidak mengganggu santri yang sedang belajar .kegiatan santri selama libur tidak seketat ketika mereka tidak libur.

Agil melihat Angga sedang duduk di depan kertas karton yang masih bersih .tanpak Angga seperti gelisah dan bersedih. Angga Hanya duduk memandangi kertas putih dihadapannya. Tidak tahu apa yang akan dibuat. Pikirannya pada kisah yang diceritakan Ustadz ,selesai salat subuh tadi. Kisah ini sangat menyentuh hati Angga yang paling dalam. sehingga membuatnya menjadi gelisah .tanpa disadarinya air matanya meleleh.

Saya punya burung-burung. Saya ingin murid-murid membawanya seekor seorang ,untuk dipotong di suatu tempat yang tidak dilihat oleh siapapun. Yakinkan sekelilingmu bahwa tidak ada siapapun yang melihat perbuatanmu. Setelah burung tersebut dipotong lalu serahkan kembali ke sini. Saya akan memberi hadiah bagi yang dapat melaksanakan tugas dengan baik.

Kyai guru di sebuah pesantren menjelaskan pada muridnya.

Maka bertebaranlah para murid untuk mencari tempat yang dirasa tidak ada seorangpun melihat perbuatannya. Ada yang memotong burung yang dibawa di dalam semak belukar yang tidak dilewati oleh seorang pun. Ada juga yang memotong burung tersebut di pondok terpencil di hutan.

Sudah banyak para santri yang sudah mendapatkan tempat untuk memotong burung tersebut kembali ke pondok. Dengan bangga mereka merasa bahwa mereka adalah akan menjadi juara.

Sudah hampir maghrib. Ternyata seorang santri yang belum kembali. Pondok menjadi ribut. Masing-masing mengemukakan kemungkinan kemungkinan yang terjadi dengan santri tersebut. Ada yang mengira diterkam harimau hutan.ada Yang mengira dililit ular besar atau jatuh ke jurang. dan banyak lagi perkiraan-perkiraan yang mereka katakan.

Tiba tiba dari kejauhan , orang yang mereka ributkan muncul dengan badan yang lemas. Di tangannya masih terlihat seekor burung yang masih segar bugar. Semua tertawa mencemooh murid tersebut, karena tidak menemukan tempat untuk menyelesaikan tugas Kyai.

Murid tersebut berjalan gontai ke arah Kyai. badannya bergetar. Semua mengira ,murid tersebut akan dimarahi oleh Kyai. Di luar dugaan Kyai malah tersenyum dan mengusap kepala sang murid.

" Mengapa burungnya belum dipotong?" tanya Kyai guru lembut.

"Maafkan saya Kyai" saya sudah mencari seluruh pelosok tempat yang tidak diketahui oleh siapapun. Mendaki bukit, menuruni lembah, masuk hutan ,menelusuri sungai, tapi saya tidak temukan satu tempat pun ,yang tidak ada seorang pun yang melihat perbuatan saya.setiap akan mencercahkan pisau, Saya merasa ada yang mengamati dan melihat saya. Dalam peti sekalipun hanya badan saya saja bisa masuk, saya tetap merasa ada yang mengawasi. Itu makanya burungnya masih utuh.

" Masya Allah" Engkau lah muridku yang lulus dengan Ujianku. Sesungguhnya semua perbuatan kita ,tidak dapat disembunyikan dari Allah.

"Allah itu Basyar. Tidak ada satupun perbuatan makhluk terlepas dari pandangannya.

Airmata Angga semakin deras mengalir. Dia menyadari selama ini perbuatannya telah banyak merugikan orang. dia tidak ingat bahwa ada Allah yang selalu mengawasi semua perbuatannya. Dari mata manusia mungkin perbuatan kita bisa luput tapi tidak dengan basyarnya Allah." Astaghfirullah Al Azim"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah religius sekali buk....

18 Mar
Balas

Terima kasih bu hilda, masih tahap belajar.

19 Mar

Terima kasih buk, mohon masukannya

18 Mar
Balas

Mantap bun...

18 Mar
Balas

Terima kasih bu, syamratulJaniah, mudah mudahan bermanfaat

19 Mar



search

New Post