MEMUTAR JEJAK (9)
#Tantangaharike-346 #Tantanganmenulismediaguru
Syahira dan kakaknya tiba di jalan raya. Kakaknya menggenggam tangannya menyeberangi jalan. Syahira ketakutan menyelinap di tengah kendaraan yang mengalir dan padat merayap.
Sambil berjalan mengikuti kakaknya, dia meminta kakaknya berhenti.
"Berhenti dulu kak. Hara takut."
Syahira menarik tangan kakaknya untuk kembali balik ke belakang. Wajahnya terlihat pucat.
"Tidak bisa berhenti dik. Lihat tu mobil jalan terus."
"Kenapa tidak tunggu jalan sepi baru nyebrang kak? Kalau begini bisa-bisa kita keinjak mobil."
"Di sini jalan tidak pernah sepi dik. Selalu seperti ini setiap hari. Kecuali pukul sepuluh malam ke atas baru sepi."
Kakaknya terus berjalan dan menggenggam erat tangannya Syahira meloncat-loncat mengikuti Hana kakaknya menyelinap disela kendaraan yang mengalir.
Wajahnya cukup tegang. Nafasnya tertahan. Dia selalu melihat ke bawah karena takut kakinya keinjak ban mobil atau ban motor.
Sesampai di seberang jalan. Syahira menghela nafas panjang. Jantungnya dak dik Duk tidak karuan. Rasanya ingin muntah.
"Uuhhh hidup di kota ternyata repot. Susah. Enakan di desa. Bebas naik sepeda dan berlari-larian di jalan. Tidak perlu takut." Batinnya.
Syahira mulai tidak tergoda dengan kehidupan kota. Dia merasa lebih enak hidup di desa. Sekalipun hanya bergelut dengan ternak sapi dan kebun cengkih.Pikirannya sedikit kacau.
"Bisa-bisa aku hilang kalau jalan sendiri di sini. Tidak jelas arah jalan pulang ke rumah kos kakak."
Syahira membayangkan ketika dirinya jalan sendirian akan hilang. Padatnya rumah dan luasnya kota membuat dirinya bingung dan tidak tahu jalan pulang ke rumah Kakaknya
Terbayang pula keluarganya di kampung akan datang mencarinya ketika berita kehilangannya tiba di sana. Tidak tanggung-tanggung akan mencarter mobil truk untuk mengangkut banyak orang.
Seperti kehilangan Laila, sepupunya yang pergi kursus di kota. Dia diberitakan hilang. Penduduk sekampung siap berangkat melakukan pencarian. Tapi sebelum berangkat, keberadaan Laila telah diketahui.
Rupanya Laila pergi ke rumah temannya tanpa meminta izin pada tantenya. Sehingga tantenya panik karena Laila tidak kembali selama dua hari.
Begitulah semangat kekeluargaan yang masih sangat kental.Berat sama dipikul. Ringan sama dijinjing. Satu sakit semua akan sakit. Satu bahagia semuanya pun bergembira. Ini yang dijadikan pilar di kampungnya.
Luwu Utara,27 Maret 2021
.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar