#Tantanganharike-339

#Tantanganmenulismediaguru

"Izinkan Hara ayah. Hara ingin mengambil jurusan dakwah kalau sekolah di kota."

Ucapan Hara mengubah ekspresi ayahnya. Tumbuh harapan besar di wajahnya tapi kerutan keningnya memberi tanda jika dirinya masih berpikir.

"Ayah suka jurusan itu. Cuma itu..."

"Cuma apa ayah? Sapi lagi yang jadi alasan?"

"Iya nak."

"Ayah. Biarkan orang yang gembala."

"Tidak sama kalau kau yang gembala nak."

"Yah. Hara sudah besar. Hara sudah cewek. Tolong pahami Hara ayah. Hara malu dipanggil gadis gembala."

Ayah Syahira terdiam. Seperti dia dalam dilema yang begitu berat. Lama terdiam dengan tatapan mata yang hampa. Lalu dia menarik nafas dan berkata.

"Kalau itu yang kau inginkan apa boleh buat. Tapi ingat jaga dirimu. Di kota banyak godaan."

Syahira sangat senang mendengar ucapan Ayahnya. Dia memeluk dan mencium ayahnya dengan rasa bahagia.

"Makasih Ayah."

Usaha Syahira untuk meluluhkan hati ayahnya berhasil. Tapi persoalan baru muncul. Syahira sebenarnya tidak punya bakat dalam berdakwah. Tapi tidak ada jalan lain untuk bisa sekolah di kota.

Setiap sholat dia selalu berdoa agar diberikan petunjuk. Dia sama sekali tidak berharap untuk menjadi pendakwah. Tapi dia sendiri tidak bisa mengelak karena senjata itulah yang membuatnya lolos.

Saat Syahira pergi mendaftar. Kurikulum MA ternyata sudah berubah. Jurusan dakwah dihapus. Syahira merasa doanya terkabulkan. Dia tidak perlu mengambil jurusan dakwah tapi tetap sekolah di kota.

Bersambung

Luwu Utara,19 Maret 2021

.