Pipit Sumarlin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

OLEH OLEH YANG TAK DIRINDUKAN

          Sejak pandemi Covid-19 melanda negeri ini, sudah tak terhitung jasa serta air mata para Nakes dan keluarganya. Sampai hari ini, sudah banyak kita saksikan cerita dan peristiwa pilu yang dialami para Nakes terkait dengan pandemi ini.

          Hatiku bergejolak. Sedih pilu bercampur dengan kekhawatiran yang terus mendera, bergemuruh riuh di dada.

Apakah aku baper?

Entahlah....

Namun, satu yang pasti, sampai detik ini aku berubah menjadi pribadi yang sangat sensitif serta emosional terhadap orang - orang yang meremehkan Si Corona ini.

Aku, sebagai seorang guru SD sekaligus sebagai seorang istri Nakes yang bertugas di PUSKESMAS wilayah tempat tinggalku, juga merasakan betapa beratnya menjadi istri seorang Nakes di masa - masa sepert sekarang ini. Tak jarang, siswa atau orang tua siswa yang menyepelekan protokol kesehatan saat mengumpulkan tugas BDR di sekolah, terkena semprotanku.

         Memang sudah takdirku berjodoh dengan serang Nakes. Sebagai seorang Nakes di wilayah, tugas suamiku saat ini tidak hanya melayani pasien umum saja, akan tetapi dia juga disibukkan dengan kegiatan yang bersinggungan dengan virus corona ini.

Ya! Dia saat ini aktif tergabung dalam SATGAS COVID-19 di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi.

Mulai dari menjaga wilayah perbatasan (mirip tentara ya....he..he..he..), mengirim pasien suspect ke rumah sakit, pengawasan OTG yang ada di wilayahnya, patroli protokol kesehatan di pasar, tracing riwayat pasien terkonfirmasi covid, sampai pemakaman jenazah terindikasi Covid-19, semua ia lakoni bersama teamnya.

          Setiap kali dia pamit untuk bertugas sebagai SATGAS Covid, saat itu pula dadaku bergemuruh. Seperti layaknya seorang istri tentara yang melepas suaminya bertugas di medan perang.

Yups! Begitulah. Aku melepas suamiku di medan laga. Berlaga dengan Corona.

Ach.....Bagiku bagai memakan buah simalakama.

Di satu sisi aku sepenuhnya sadar, sebagai seorang istri aku harus berlapang dada untuk menerimanya sekaligus mensupport pekerjaan dan tugas suamiku.

Di sisi lain, ada kekhawatiran yang terus mencengkeram kuat hatiku, mengingat di rumahku tinggal pula ibu suamiku yang sudah lanjut usia serta bungsuku yang masih balita. Yang mana, lansia dan balita adalah orang risti (resiko tinggi), rentan tertular dan terinfeksi virus corona ini.

          Setiap kali dia pulang dari tugasnya sebagai SATGAS Covid, saat itu pula hatiku bertanya - tanya penuh kekhawatiran diselingi doa penuh harap, " Yaa Rabb, semoga saja kepulangan suamiku kali ini tidak membawa oleh - oleh."

Oleh - oleh yang saya yakin tidak dirindukan, sama sekali tidak diharapkan, bahkan tidak diinginkan oleh semua orang.

Yups! Virus Coronalah oleh - oleh itu. Oleh - oleh yang tidak kasat mata, sampai - sampai Si Pembawa oleh - oleh pun tidak sadar jika  dia membawa pulang oleh - oleh tersebut.

          Sudah menjadi kebiasaan suamiku, seusai menjalankan tugasnya sebagai SATGAS Covid, tidak langsung berinteraksi dengan anggota rumahku, meskipun gadis kecil bungsuku sudah melonjak minta dipeluk papanya. Suamiku langsung menuju halaman belakang rumah untuk melucuti semua outfit kebesarannya sebagai SATGAS Covid- 19 untuk dicuci, kemudian mandi keramas di kamar mandi yang ada di lokasi belakang rumah induk. Namun sayangnya, hal tersebut tak jua berhasil membuatku berhenti memikirkan "oleh - oleh yang tak dirindukan" ini.

Semoga saja situasi ini segera membaik, pandemi segera usai. Sehingga "OLEH -OLEH YANG TAK DIRINDUKAN"  bisa berubah menjadi membawa pulang "OLEH - OLEH YANG DIHARAPKAN DAN DIINGINKAN"

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren meneweeeen, bahasa manja, alurnya renyah, pesan menohok......langsung naik cetak

08 Sep
Balas

terima kasih support dan doanya bu..

09 Sep

waaaah buuu semoga selalu dalam lindung dan kasih sayang-Nya, semoga pandemi ini segera pergi, aamiin

09 Sep
Balas

Aamiin YRa.. Terima kasih doanya bu

09 Sep

Siip lanjut ya

09 Sep
Balas

saling semangat ya bu guru cantik

09 Sep

Wihhh sungguh luar biasa karyanya njenengan bu.

09 Sep
Balas

Terima kasih Pak.. Karya njng juga istimewa

09 Sep

B Pipit sumarlin tdk sendirian termasuk saya juga salah satunya dari sekian bnyk kekuarga nakes.Dulu hanya meraskan pilunya melalui berita beria dari berbagai media.Bedanya klu b Pipit sbg istri saya sbg ibu dari ank yg bertugas utk mnangani org yg positif Covid.Dan ank saya masih punya ank balita dan masih mnyusui yg terpanggil utk mngbdikn dirinya.Jd apa yg dirasakan b Pipit skrg saya juga merasakannya.Mmg benar apa yg d sampaikn b Pipit benar sekali.Kita merasa sangat sensitif apa bila tahu d lingkungan skitar kita ad org org yg meremehkan.Smg mrk terbuka matanya dan terketuk hatinya,mnyadari btp bhyny virus ini shg mereka taaat pd protokoler ksehatn.Semngat b Pipit keluarga kita berugas mulia mskipun kita sangat berat melepasnya.Smg ank ,suami,kerabat dan sahabat dan semua nakes sllu mndpt lindungn Alloh SWT dan kita khususnya keluarga nakes snntiasa sehat wal afiat.Dan semuanya sehat, mari kita selalu jga kesehatn.Semngt dan mari kita perbanyak doa dan jaga kesehatan.

09 Sep
Balas

Inggih bu Paniy.. Kita senasib nggih.. Acap kali suami saya dan puti njng berada dalam tugas yang sama meski beda shift.. Semoga pandemi ini segera usai.

09 Sep

Terimakasih banyak bu Paniy.. Sudah sudi mampir dan mencicipi tulisan saya yang masih amburadul.. He he he

09 Sep



search

New Post