Garis Tengah Bumi

Tahun pertama akhir bulan ke tiga,

Aku menginjakan kaki di Bumi Khatulistiwa.

Dengan sadar, tapak kaki sampai di Pulau berpenghuni ini.

Pulau dengan rutinitas tinggi orang – orang berduit...

Hulu ke hilir, gunung ke pesisir, tua dan muda, dari pelosok ke kota,

Mengejar yang namanya kesuksesan disini.

Tambang, Minyak dan Hutan dilahap habis mereka para Korporat Negri.

Menjanjikan lapangan pekerjaan bagi kaum menengah ke bawah,

Mengurangi beban pikiran untuk menyabung nyawa,

Yang tidak dengan sadar, datang cuman sebentar, lalu pergi menghilang membawa secercah harapan.

Ssstt...

Bau hujan masih saja kucium, seolah tak mau pergi.

Dan untukmu yang biasa menyebarkan terik, rehatlah sejenak, karena akan ada pertemuan kecil di garis kehidupan tanah ini.

Malam ke malam, kulalui dengan dengan jalur pola yang sama,

Wajah dingin di depan layar Laptop sembari menyelesaikan laporan ke pendidik yang kusebut ia Pimpinan.

Hawa bulan ini mulai berbeda,

Seperti ada yang membisikkan kalau di Timur pohon Sepe akan berbunga..

Apakah sudah saatnya ku berbalik dan menengok kesana???

Ianya datang, tak bersuara, tapi memiliki rasa..

Sejenak, ku menghelat napas ini,

Lama tak jumpa orang tersayang...

Wangi pohon cendana selaras dengan gemuruhnya desiran hujan Bumi Khatulistiwa..

Pengalaman konkrit dan Pengetahuan unik sungguh mengagumkan...

Jutaan cerita di Garis Bumi Khatulistiwa, mengajakku untuk menepi dan mengikuti alunan suara tadi..

Danke Banya Garis Tengah Bumi,

Ijin ku ingin menepi...

By : Pio Lema