SALAM LITERASI
Guru merupakan sumber ilmu. Ilmu yang dimiliki guru merupakan harta yang tak ternilai harganya. Selain itu harta yang lainnya adalah sebuah hasil karya. Hasil karya yang terbaik adalah buku. Buku dapat dibaca dan dapat dinikmati sepanjang masa selain itu adalah menulis. Menulis merupakan seni yang tertuang ketika kita mengamati maupun terlibat dalam suatu kegiatan atau kondisi baik yang menyenangkan maupun tak menyenangkan. Mungkin guru dapat secara sadar maupun tak sadar bahwa lingkungan pun dapat merupakan ide dalam penulisan. Ternyata guru memiliki sisi yang lain selain mengajar yakni menulis. Namun tidak semua guru dapat menulis karena menulis merupakan talenta yang perlu diasah setiap harinya. Dengan adanya komunitas guru menulis, guru pun merasa terpanggil, serta tertantang untuk menghasilkan suatu karya yang dapat dituangkan, dan diungkapkan pada situs web yang bernama Media Guru.
Media guru tiap tahunnya mengadakan Temu Nasional Guru Penulis. Acara tersebut diadakan selama 2 hari di Jakarta. Pada hari pertama lokasi titik kumpul para Temu Nasional Guru Penulis ada di Balai Kota Jakarta. Pertemuan yang dilakukan pada jam 8 WIB.
Sebelum acara dimulai sesi fotopun terus bergulir untuk mengabadikan momen yang sangat bersejarah. Betapa cerianya seluruh guru yang hadir dari penjuru Indonesia. Wajah-wajah yang bersemangat menandakan bangkitnya semangat juang para guru-guru hebat untuk mencerdaskan anak bangsa. Perjuangan pada hari ini merupakan bagaimana cara mengendalikan pikiran hati serta jiwa untuk dapat berkarya. Hasil karya tersebut dapat dibukukan dan sebagai tanda bukti sejarah bahwa telah menggoreskan semangat juang dalam penulisan.
Acara pun dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Betapa bergemuruhnya lagu Indonesia Raya ketika berkumandang dari semangat guru Indonesia. Berbagai daerah dari Sabang sampai Merauke media guru telah menjangkau guru di pelosok negeri. Tidak terlepas dari peran serta penggerak literasi yang tetap bersemangat untuk menjadi pelopor dalam bidang literasi. Setelah itu dibuka dalam membacakan doa. Lalu kepala daerah yang hadir memberikan sambutan pada acara temu nasional guru menulis.
Banyak hal yang disampaikan oleh para narasumber. Nara sumber memberikan semangat atas hasil karya yang telah dibukukan oleh media guru. Beliau-beliau menceritakan berbagai macam pengalaman. Banyak sekali yang kami dapatkan baik secara langsung maupun tak langsung antara lain seperti pertanyaan Bagaimana beliau berusaha membuat karya? Bagaimana beliau-beliau mendapatkan ide penulisan? Bagaimana belia-beliau memasarkan hasil karya beliau? Semua dibeberkan secara gambling dalam temu penulis nasional.
Betapa riang gembiranya kami tetap bertahan untuk mendapatkan ilmu dari para nara sumber maupun guru yang telah aktif berkarya. Istirahat pun tiba. Ada yang melakukan Shalat terlebih dahulu. Ada yang makan siang. Ada juga yang berbagi cerita pengalaman selama bergabung dengan media guru. Berbagi cerita dengan guru-guru yang dari pelosok. Betapa luar biasanya perjuangan para guru yang membangkitkan daya upaya anak didiknya untuk senang membaca. Ada yang berjuang memberikan buku secara cuma-cuma, ada yang bertukar buku dengan temannya sehingga bahan bacaan yang terbaru dapat tersajikan kepada anak-anak yang haus akan ilmu literasi.
Sesi berikutnya pun dimulai dengan menampilkan nara sumber penggiat literasi dari pelosok negeri. Beliau-beliau menceritakan bagaimana para kepala daerah berperan serta akan kemajuan literasi di daerahnya. Tidak hanya itu saja peran serta masyarakat pun sangat dibutuhkan. Dengan adanya campur tangan 5 pilar yakni anak didik, guru, orangtua, pejabat pemerintahan dan masyarakat bergandeng tangan untuk memajukan kegiatan ayo membaca, dapat berjalan dan bergerak dengan cepatnya.
Hari pun telah sore. Badan telah penat ingin segera beristirahat untuk melepaskan segala asa yang ada. Tibalah waktu yang ditunggu-tunggu yakni usainya acara pada hari ini. Pengumuman pun disampaikan oleh panitia bahwa esok berkumpul di Lebak Bulus untuk merasakan moda transportasi terbaru di Jakarta yakni MRT. Panitia telah bekerja sama dengan aplikasi kendaraan yang ada di Jakarta. Bahwa apabila kami menggunakannya menuju ke wilayah Lebak Bulus kami pun akan mendapatkan diskon sebesar 10 %. Titik kumpul di lakukan pada jam 7 pagi pada hari Minggu. Setelah pengumuman kami pun langsung berbaur untuk mengambil baju seragam yang akan dipakai esok hari. Kami pun tertib dalam mengambil baju yang diberikan supaya tidak terjadi saling mendorong. Setelah itu kami pun menuju tempat penginapan mau pun tempat handai taulan, untuk melepaskan penat.
Aleram hp pun berdering pada jam 4.30 WIB. Saya pun bergegas untuk membasuh badan dan menggunakan pakaian seragam warna merah yang telah diberikan oleh panitia. Saya menggunakan aplikasi yang diberikan panitia ketika saya lihat ternyata besar sekali harganya yakni Rp 150. 000. Rumah saya ada di daerah Cakung dan sangat jauh ke Lebak Bulus. Oleh sebab itu saya menggunakan kendaraan saya menuju KEMENDIKBUD setelah itu baru lah satya menggunakan aplikasi transportasi dari panitia. Dari tempat KEMENDIKBUD menuju Lebak Bulus saya harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 29.000, ya masih terjangkau. Tibalah saya di tempat yang dituju yakni Lebak Bulus tepatnya di pemadam kebakaran. Di sana saya bertemu dengan bapak ibu guru yang telah siap untuk merajut tulisan yang akan menjadi hasil karya. Terlebih dahulu panitia membagikan kudapan untuk kami makan sebagai penjegal perut yang hampir berteriak kelaparan dan sebotol air minum pelepas dahaga. Betapa cerahnya pagi hari. Setiap kami berkumpul dilakukan sesi foto-foto untuk mengabadikan kegiatan yang sangat bersejarah.
Riuh gempita dari para penulis media guru dalam mengarungi moda kehidupan, terutama ketika menuju MRT. Ketawa-ketiwi yang tanpa merasa beban berat selalu tercurah dari wajah yang berseri-seri. Di dalam MRT rencananya kami akan menulis mengenai pengalaman mengendarai MRT. Namun apa daya ternyata penuh sesak untuk menggoreskan pena pun kami tak sanggup. Untuk menghibur keadaan tersebut kami hanya dapat tertawa dan ada beberapa guru yang melakukan candaan yang dilontarkan seakan-akan melawak ya lawakan yang sangat renyah seperti keripik singkong.
Kami pun berkenalan dengan para penumpang lain yang ada di MRT. Anak muda tersebut sangat tertarik akan perjuangan guru-guru yang memiliki impian akan kemajuan bangsa. Mereka tertarik akan kegiatan menulis yang dilakukan para guru. Mereka pun berbagi cerita pengalaman yang sangat menarik. Akhirnya tibalah kami pada tempat tujuan yakni di Senayan menuju KEMENDIKBUD. Melangkahkan kaki keluar dari moda MRT, kami tidak lupa untuk melakukan sesi pemfotoan. Setiap sudut yang ada di KEMENDIBUD pun diabadikan sebagai rasa bangga.
Setelah kami berkumpul dalam satu ruangan yang telah ditentukan oleh panitia. Acarapun dilanjutkan dengan memberikan motivasi kepada bapak ibu guru baik yang pemula maupun yang sudah berpengalaman. Sesi yang sangat menarik adalah bagaimana hasil karya buku kita dapat dibeli dan juga dapat menjadi best seller. Ada 6 orang yang sebagai nara sumber atau yang memberikan kesaksian akan buku yang terjual lebih dari 500 eksemplar buku. Ada yang berdasarkan dari judul yang menarik akan berdampak pada tingginya penjualan. Ada pula yang bekerjasama dengan pejabat daerah. Ada pula yang berdasarkan dengan materi ajar. Semua kriteria yang dilakukan merupakan strategi pasar yang penulis harus peka akan itu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terimakasih ibu
Mantul Bund. Sukses selalu