WIROSABLENG

Dua hari yang sangat menantang. Takhabis pikir aku begitu saja mendaftarkan diri. Siiihhh PD banget...!!! Tapi sebenarnya yang sedang menyala di dalam hatiku bukanlah rasa PD. Sepertinya lebih tepat disebut "NE...KAT!!!"

Selasa dan Rabu. Tepatnya tanggal 8 dan 9 September 2020. Aku memberanikan diri bergabung dengan orang-orang hebat. Ada juara GUPRES. Penulis ulung yang memang sudah lihai menulis juga ada. Banyak pula para penulis pemula yang berbakat. Calon-calon penulis yang modal “BOOONNEEKK...” buaaaanyak banget, termasuk aku.

“Hiii...hiii...hiii...” aku cekikikan sendiri di depan laptopku.

Suami dan anak-anakku sudah tidur. Entah mengapa semangat ini membara, tersulut chatingan para peserta diklat. Hingga dini hari masih banyak hp yang aktif. Saling chating untuk tutor sebaya ataupun saling memotivasi.

“Salut...salut...salut”

Ternyata, kearifan lokal dari nenek moyang pendiri Nusantara, masih mendarah daging hingga kini.

“Empati !! Ya rasa empati antar peserta sangat luuuuaaaarrr biasa!!!”

Aku yang “BONEK,” terlambat delapan menit dari deadline yang ditentukan oleh panitia. Maaf.

“Dasar aku BONEK. Hii.. ..hiii....hiii”

Cekikikan seperti “Wirosableng.”

Mataku sibuk membaca chat peserta diklat. Maaf belum sempat membaca karya-karya sampeyan.

“Aja kuwatir ya kancaku kabeh! Karya sampeyan wis tak tanda bintang kok. Kubaca kapan ya...”

Aku ngomong dengan laptop dan hp di saat pukul 23.....sekian menit.

“Sugeng dalu...”