BINDER KECIL YANG TERTINGGAL
Di masa pandemi semua aktivitas dilockdown. Berita tentang Covid 19 yang makin merajalela, tersebar di mana-mana. Serasa mau kiamat. Kami para guru disibukkan dengan kegiatan menyiapkan PJJ, dengan segala daya upaya yang ada. Tak terkecuali aku. Disela-sela memandu PJJ, tak sengaja tanganku membuka-buka buku yang tersusun di rak sebelah meja kerja. Taksengaja tanganku memegang sebuah binder. Ini ...binder yang tertinggal beberapa bulan sebelum pandemi,saat perpulangan asrama. Banyak tulisan kutemukan. Tulisan anakku!
“ Gak apa orang sekarang ngatain kamu...”
“ Sekolah kok budayanya jeleeeekkk..... saling ejek!! Lucu banget sekolah ini!!”
“ Sekarang orang-orang boleh menginjak-injak... Tapi esok tidak!! Injak orang itu!!”
Allohu akbar!! Kalimat-kalimat itu sangat emosional. Aku merasa anakku sedang mengalami hambatan sosial dengan temannya di sekolah.
Ada lagi tulisan yang mengharu biru hatiku.
“Kapan ibu sama ayah nggak sibuk lagi ?”
“Kapan ibu sama ayah nggak sibuk lagi ?”
“Kapan ibu sama ayah nggak sibuk lagi ?”
“Kapan ibu sama ayah nggak sibuk lagi ?”
Big question of my life
Maafkan kami nak.... Sesak dadaku. Anakku ada di kamar. Sebuah HP sedang di tangannya. Dialog terbuka mulai. Kuminta ia untuk menumpahkan segala isi hatinya. Kami dengar. Beberapa solusi kutawarkan.
Hampir saja aku kehilangan anakku.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ceritanya bikin dada sesek Bu Peni. Jadi teringat putri2 sayaSelalu sehat, sukses dan Barakallah...Saya sudah folloow njenengan, gantia nsaya di follow yaaa...
Cerita keren Bu Peni. Semangat berliterasi, semoga sukses selalu. Amin.
terima kasih bu oktin. ok, kita saling follow. maaf baru balas. semlam dah ngntuk.
Terima kasih Pak Sutopo.Semangat Literasi.