Oyu

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
TYPO, KESALAHAN KETIK YANG MERESAHKAN
CONTOH KESALAHAN MENGETIK (TYPO)

TYPO, KESALAHAN KETIK YANG MERESAHKAN

Maksudnya apa Pak?!! Tanya kawan saya di ujung telepon dengan nada marah. Saya terbengong-bengong, hening di depan kelas. Gupuh, kenapa tiba-tiba kawan di ujung telepon memarahi saya. Siang itu, saya sedang mengisi sesi di kelas 6 B. Anak-anak memperhatikan kebingungan gurunya. Sebagian dari mereka ada yang khawatir, sebagian lagi mungkin berpikir “kenapa sih pak, di dalam kelas kok HP an saja? Kita kan juga butuh perhatian?”. Sungguh anak-anak, saya tidak bermaksud menghiraukan kalian, tapi nada hp saya sudah berdering lebih dari tiga kali, itu tandanya urgent dan saya harus mengangkatnya. Tapi saya sendiri juga menyadari, seringkali saya terlalu asyik berwhatsapp sehingga lupa bahwa saat itu sedang di dalam kelas dan mengajar. Tentu kebiasaan buruk ini sangat tidak baik, semoga saya segera mendapat Hidayah. Lamunan saya seketika buyar tatkala suara di telinga semakin meninggi. “saya menipu apa kepada Bapak? Coba jelaskan!”

“Menipu, menipu apa? Saya kurang faham dengan pertanyaan Ibu” saya pun tambah bengong, menduga-duga apa gerangan yang sedang terjadi?

“Coba lihat di wanya, saya tadi sudah membalas wa kiriman Bapak.”

Setelah menutup percakapan, saya pun mengecek wa saya. Oh..wifi sekolah ternyata mati, saya lupa kalo tadi pagi ada Gamas (gangguan massal) jaringan telepon. Hampir sama dengan sekolah, di rumah saya pun sering terjadi Gamas. Ketika menelpon ke customer service biasanya mereka akan menjawab dengan standar “Mohon maaf pak, kabel fiber sedang dalam perbaikan.” Tidak jarang gamas itu terjadi lebih dari dua hari bahkan sampai seminggu. Macam-macam alasan perbaikan kabel ada yang karena rusak dan yang paling banyak adalah karena kabel tersebut dicuri!. Saya pun heran, sebegitu parahkah mental manusia Indonesia ini, bukankah kita berPancasila dengan landasan Sila pertama Tuhan Yang Maha Esa? Sebagai ruh bagi sila lainnya. Namun kenapa korupsi dan pencurian dari tingkat elit sampai alit menjadi hal yang biasa di negeri ini?.

Sebelas dua belas dengan layanan telekomunikasi BUMN itu, layanan seluler swasta pun juga sama. Provider yang saya pakai ini juga sering mengalami gangguan. Seringkali mendung dijadikan alasan rendahnya pelayanan. Padahal sudah terbukti waktu Hari Ahad kemarin di Jakarta, sinyal data saya tidak bisa dipakai meskipun berada di pusat Kota Jakarta. Belum lagi masalah kuota dan kecepatan. Konon menurut penelitian, jaringan seluler di Indonesia merupakan yang termahal dan terlambat se-ASEAN. Meskipun begitu, tetap saja nomor saya memakai provider ini, alasannya tentu saja pertama saya adalah tipe laki-laki yang setia, kedua nomor saya tersebut sudah menyebar dan sayang kalo dibuang.

Jempol kanan saya pun bergerak kepada layar smartphone mengubah sambungan data ke SIM 2. Alhamdulillah kali ini terdapat jaringan data. Wa saya pun bergerak-gerak memperlihatkan pesan yang masuk, saya tunggu saja dalam posisi hp mode getar. Setelah berhenti, saya memeriksa pesan dari kawan saya yang telepon tadi. Astaghfirullah...di situ tertera tulisan saya sebagai berikut: “ Jangan Penipuan Bu”. Terang saja kawan saya tadi marah. Saya kemudian mengetikkan pesan kembali “Mohon Maaf Typo bu. Saya tadi mau menuliskan Jangan Pemberitahuan Bu”. Bebarengan dengan itu, di grup alumni workshop TOT Jakarta kawan saya juga mengingatkan kepada saya. Untung saja saat itu beliau tidak marah-marah sambil membawa panci untuk ditimpukkan ke saya. Beliau hanya mereply pesan saya kemudian berpesan: “Pak Ernas mbok ati-ati, kata ketiga di teks itu lho, kalo ditempatku saruuu..”. Saya pun langsung tersadar, Fatal juga typo saya kali ini. Karena di situ saya menulis kata Sholat Duhur, typonya menjadi Sholat Du*ur. Kali ini benar-benar fatal. Untung saja saya tidak dilaporkan ke MUI, bisa dianggap penistaan agama. Segera saya memperbaiki kesalahan tersebut. Saya mengetik ulang kata Sholat Duhur tanpa mereply kesalahan yang tadi. Saya pun berulang kali meminta maaf kepada kawan-kawan saya di grup.

Dua kali sudah typo fatal hari ini saya lakukan. Kata “Typo” merupakan bahasa gaul media sosial (medsos). Kata ini merujuk kepada istilah “Typographical Error” atau kesalahan ketik. Dalam sejarah, kesalahan ketik paling terkenal adalah apa yang disebut sebagai Wicked Bible. Merupakan cetak ulang King James Bible pada tahun 1631, yang lebih dikenal sebagai the Wicked Bible, yang kehilangan kata “not” dalam kalimat “Thou shalt not commit adultery” sehingga malah berarti anjuran kitab suci untuk melakukan perzinahan.

Mungkin Wicked Bible itu takkan terjadi pada masa sekarang. Karena dalam sebuah dokumen yang salah ketik, akan mudah sekali di edit dan dibetulkan kesalahannya. Tetapi, bagaimana jika typo tersebut sudah tersebar melalui media massa maupu media sosial/ jika sudah terketik dan tersebar, maka urusannya bisa menjadi runyam. Ternyata banyak sekali contoh-contoh typo seperti yang saya lakukan. Beragam akibat yang muncul dari mulai salah paham, salah arti, beranggapan pengirim mesum, diputuskan pacar, sampai dianggap sekedar lucu-lucuan. Berikut contoh beberapa tulisan typo.

Iya Cuk bentar lagi pulang kok (pesan anak kepada ibunya, padahal ia sebetulnya ingin menulis “Iya Bu bentar lagi pulang kok”)

Masih ada yang nelek nggak? (padahal ia ingin menuliskan “masih ada yang melek enggak?”

Aku suka lo deh (padahal ia ingin menulis “aku suka lodeh” (sejenis sayur))

Alhasil, gara-gara kesalahan typo tersebut saya pun memiliki inspirasi baru untuk menulis. Dan tulisan tersebut baru saya selesaikan di malam hari. Karena tadi setelah meminta maaf kepada teman-teman di grup wa akibat typo, saya kemudian menonaktifkan hp saya agar bisa fokus melanjutkan tugas mencerdaskan anak bangsa. Alhamdulillah saya sudah mendapat hidayah tidak bermain wa lagi di kelas.

Kota Batu, 20 Maret 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post