*Sopir Travel Bandara*

Catatan (I) Perjalanan ke Makassar

Selasa pagi, 20 Maret 2018 pukul 1.30 WIB. telepon saya berdering lima kali. Tidak segera diangkat, bergegas saya menuju kamar mandi. Bertempur dengan dinginnya kota Batu saya nekat mandi. Setelah merapikan diri, dan shalat, saya telepon balik nomor yang tadi berdering. Itu adalah supir travel yang akan membawa saya pagi ini ke Bandara Juanda.

"Pak, sepuluh menit lagi ya. Saya tunggu di depan masjid Jamik An Nur." Ucap saya kepada sopir travel yang sedang menjemput para penumpang lainnya.

Sebetulnya saya menyesuaikan jadwal yang sudah ditetapkan oleh mbak customer service ketika saya reservasi.

"Besok pemberangkatan pukul 02.30 WIB Pak." Ucap bagian reservasi travel kala itu.

Namun apa yang terjadi? Supir travel sudah menjemput saya pukul 1.30 dan ia menelepon sebanyak lima kali. Ternyata ia harus memperhitungkan berbagai waktu tempuh. Pukul 03.00 ia harus sudah sampai di Singosari agar tepat ketika Subuh sudah sampai di Juanda Surabaya.

Benar saja, hampir saja saya ditinggal andaikata tadi tidak telepon. Ia kembali ke rute awal hanya untuk menjemput saya. Ada satu penumpang yang sudah ditelpon berkali-kali tidak membalas akhirnya ditinggal. Perjalanan sudah menempuh jarak 30 km saat itu.

Sopir travel spesialis bandara memiliki kedisiplinan yang tinggi. Maka kita harus mematuhi dan menyesuaikan. Ia tidak akan mampu memuaskan semua pihak. Tapi ia memiliki prinsip ketepatan waktu, dan mengutamakan orang yang tepat waktu.