Bedah Buku “Cara Jitu Menciptakan Branding Sekolah Berbasis Karakter”
Bedah Buku
“Cara Jitu Menciptakan Branding Sekolah Berbasis Karakter”
Ernaz Siswanto (Guru SDN Punten 01 Kota Batu)
Dewasa ini muncul fenomena di masyarakat yang lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah agama atau sekolah swasta favorit yang memiliki keunggulan. Akibatnya, beberapa SD Negeri yang didanai penuh oleh Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sepi peminat. Sebaliknya sekolah swasta yang memiliki karakter dan branding tertentu menjadi ramai peminatnya. Orang tua sudah tidak memedulikan lagi selisih biaya yang besar di sekolah swasta. Terpenting bagi mereka adalah kualitas pendidikan anaknya yang bermutu, dengan harapan anaknya kelak memiliki karakter yang baik.
Branding secara sederhana dapat diartikan sebagai ciri khas. Dari kacamata pengelolaan sekolah, ciri khas sekolah itu dapat diperoleh melalui habituasi penanaman nilai-nilai yang baik sehingga menjadi sebuah budaya. Buku ini membahas tentang penguatan pendidikan karakter dari sisi manajerial sekolah. Buku ini terbagi menjadi tiga bab pembahasan. Bab Pertama membahas tentang manajemen sekolah berbasis karakter. Dalam uraian subbabnya dipaparkan tentang budaya sekolah, studi kasus manajemen perubahan hingga supervisi untuk meningkatkan komitmen guru.
Kepala sekolah sebagai leader dan manajer memiliki peranan penting dalam membawa organisasi sekolah menghadapi perubahan. Tatkala muncul permasalahan di sekolah, seorang kepala sekolah dapat diibaratkan seorang nahkoda kapal. Leadership kepala sekolah diuji untuk mengambil keputusan dan mempertanggungjawabkan risikonya (Hal. 23).
Guru, sebagai ujung tombak pendidikan adalah seorang pemimpin. Guru menggerakkan para siswanya untuk mau belajar, mempengaruhi mereka, dan membimbingnya dengan penuh kasih sayang. Dari kepemimpinan guru inilah terjadi proses pembelajaran dan menghasilkan output berupa siswa berprestasi, berakhlakul karimah, berdisplin dan berkarakter (Hal. 27).
Pada Bab Kedua Buku ini berisi tentang paparan studi kasus sekolah berkarakter dilihat dari sisi manajemen sekolah. Studi kasus diarahkan mulai dari penyusunan visi dan misi sekolah berdasar teori manajemen modern.
Visi sekolah menggambarkan masa depan sekolah yang diinginkan. Hal itu berkaitan erat dengan tujuan sekolah, yang diekspresikan dalam terma-terma nilai dan menjelaskan arah organisasi yang diinginkan. Visi seorang pemimpin akan memberikan dorongan yang kuat untuk dirinya dan orang lain yang mengikutinya agar bergerak tanpa henti mencapai titik sasaran terjauh yang ditetapkan. (Hal.44).
Pada halaman 49-75 dipaparkan sebuah studi kasus menyusun misi sekolah dengan menggunakan tools manajemen berupa Analisis SWOT dan Diagram Ishikawa. Dari hasil studi analisis sekolah, maka tim strategis mutu sekolah akan mampu menyusun pernyataan misi yang melukiskan nilai dan prioritas dari sekolah. Tim akan mampu menyusun potensi dan aktivitas sekolah di masa yang akan datang, sehingga secara umum arah masa depan sekolah sudah terlihat sejak dini. Branding atau ciri khas sekolah sudah mulai terlhat wujudnya.
Bagian ketiga dari buku ini membahas tentang Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter. Sejatinya Gerakan Nasional Pendidikan Karakter sudah dideklarasikan sejak 2010. Dan sudah melahirkan sekolah-sekolah rintisan berkarakter. Sekolah-sekolah tersebut sudah memiliki kepala sekolah yang visioner, memiliki visi ke depan tentang branding sekolah yang dibangun. Penerapan pendidikan karakter sudah dilakukan melalui pembiasaan dan pembudayaan nilai-nilai yang disepakati bersama, bekerjasama dengan kepala sekolah, guru, orang tua dan stakeholder sekolah. Sehingga memunculkan Branding: sekolah hijau, sekolah kreatif, sekolah religius, sekolah ramah anak dan sebagainya. Itulah mengapa gerakan yang dipimpin oleh Mendikbud ini dinamakan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter. (Hal.78-79)
. Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) akan menjadi momentum perbaikan bagi sekolah dengan menyesuaikan kondisi dan budaya sekolah masing-masing.Kegiatan PPK intrakurikuler Nampak pada pemilihan metode pembelajaran yang beragam dan berbasis problem solving. Peserta didik sudah dididik untuk lebih mandiri dan disiplin sejak dini. Sedangkan PPK berbasis ekstrakurikuler antara lain melalui pilihan kegiatan olah raga, dokter cilik, jurnalis cilik, tari, club sains, club matematika, karate, tilawah Qur’an dan pramuka. PPK berbasis budaya sekolah Nampak pada pembiasaan lingkungan bersih, sholat berjamaah, Gerakan Literasi Sekolah (GLS), stop bullying dan lain sebagainya (Hal. 83-105).
Hal. 106-116, membahas secara khusus membahas tentang strategi penanaman nilai-nilai karakter berbasis kelas. Nilai-nilai tersebut diinternalisasikan lima pilar karakter utama bangsa yaitu, religiusitas, nasionalis, mandiri, gotong royong dan intergritas. Pada halaman 119-132 dibahas pula secara khusus tentang kemitraan sekolah. Yang menjadi bagian dari Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat.
Terdapat sebuah adagium yang terkenal “Seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak. Ditinjau dari segi pendidikan, adagium tersebut juga berlaku dalam konteks kemitraan pendidikan. Kemitraan mengandung pengertian adanya persahabatan, kerjasama, hubungan timbal balik yang saling membantu (Hal.125).
Kepala sekolah harus memainkan peranan Komite Sekolah bukan lagi pada level manipulatif, namun harus berada pada level citizen control. Kode etik kemitraan sekolah harus dibuat oleh kepala sekolah. Jadi kemitraan yang terjadi tidak boleh hanya “mengalir”saja.
Kita sepakat bahwa sekolah yang bermutu dan berkarakter itu diciptakan melalui proses dan waktu. Bukan hasil sekejap hanya untuk memenuhi ajang kompetensi lomba tingkat kota, provinsi maupun nasional. Guru dan kepala sekolah bisa merasakan dengan hati nuraninya apakah sekolahnya baik atau buruk. Bagaimana proses pembelajarannya berjalan, bagaimana pendapat anak-anak, bagaimana prestasi akademik dan non akademik, secara jujur kita semua bisa melihat dan mengevaluasi sendiri.
Program karakter diharapkan bukan menjadi slogan dan tulisan yang ditempel di dinding-dinding kelas dan sekolah. Tindakan seorang pemimpin itu menular dan memengaruhi pengikutnya. Dibutuhkan keteladan dari guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin untuk menumbuhkan kultur yang berkarakter bagi para siswanya. Program karakter yang disusun berdasarkan visi bersama dan perencanaan yang matang dengan evaluasi bersama di setiap prosesnya, akan melahirkan sebuah proses manajemen pendidikan yang berjalan secara kontinu meliputi proses controlling, monitoring dan evaluating.
Kita bisa mencapai tujuan dan cita-cita jika kita telah menetapkannya. Siapa bilang tidak mungkin menjadikan suatu sekolah berprestasi? Siapa bilang kita tidak bisa mengubah sekolah kita menjadi sekolah juara? Siapa bilang kita tidak bisa mengubah sekolah kita menjadi sekolah unggul dan berkarakter? Tidaklah masalah dengan ucapan dan anggapan orang, yang menjadi masalah adalah jika kepala sekolah sebagai pemimpin beserta guru menganggap dirinya tidak mampu. Sikap kepala sekolah juga akan lebih cepat ditangkap oleh pengikutnya, ketimbang tindakannya. Sikap yang optimis, pantang menyerah akan menjadi virus perubahan yang positif di sekolah dan menjadi dorongan setiap individu untuk bergerak melakukan yang terbaik. Sekolah berkarakter, sekolah kreatif, sekolah hebat, sekolah juara bukan hanya sekedar mimpi impian dan slogan semata. Itu semua bisa kita raih dan upayakan. Dirgahayu Kota Batu!
Kota Batu, 4 Desember 2018
Disampaikan Pada Acara Bedah Buku dalam Rangkaian HUT Kota Batu Ke-17
di Perpustakaan Kota Batu Jawa Timur.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sukses selalu dan barakallah
Terima Kasih Bu