Laki-laki berwajah kejam itu berhasil masuk ke kamar lalu menyeret ibu mereka ke luar. Setelah sampai di luar kamar tanpa ampun menampar perempuan itu berkali-kali sampai jatuh tersungkur dan meneteskan darah segar dari sudut bibirnya. Asih yang kesakitan hanya mampu melihat semua itu dari sudut matanya dengan pasrah. Air mata menetes dan membasahi pipinya, sementara pada kondisi yang lain saudaranya tampak ketakutan dan ketiganya berpelukan untuk memberi kekuatan terhadap kejadian yang berlangsung sangat cepat.

Beberapa detik kemudian laki-laki itu mengangkat tubuh kurus Asih dan membaringkannya di atas ranjang, memanggil pelayan untuk membersihkan luka gadis cilik tersebut. Dalam waktu yang singkat seorang dokter datang dan segera memberikan pengobatan kepada Asih. Asih tampak lebih tenang saat pemeriksaan dan pengobatan selesai. Adik-adiknya telah diungsikan ke kamar lain, dengan tujuan memberikan ruang dan ketenangan kepada gadis cilik tersebut untuk memulihkan kembali tubuhnya yang tampak memar dimana-mana.

Sementara ibu kejam itu telah mendapatkan hukumannya, suaminya yang tampak kejam ternyata berhati lembut. Dirinya telah diusir dari kediaman mewah milik suaminya, dilempar ke luar tanpa ampun ditengah malam yang dingin tanpa membawa barang-barang yang diberikan oleh suaminya. Hati perempuan itu terlalu penasaran akan sikap suaminya sehingga menolak diusir dari istana tersebut. Keangkuhan dan egonya telah berlaku sehingga tetap mengemis pengampunan di depan pagar rumah mewah yang menjulang.

Bersambung...