Surat Untuk Ayah
Mereka mendapatkan semuanya telah hilang dan meninggalkan ruangan kosong, sekosong hati mereka sekarang. Laki-laki itu mengacak-acak rambutnya berjalan mondar mandir sambil terus memanggil nama keempat anaknya secara bergantian. Hatinya remuk dan sebuah penyesalan telah menghantui dirinya, tentang keputusan yang dia ambil sebagai seorang ayah dan kepala keluarga. Jika boleh mengulang maka dirinya akan bermohon agar dikembalikan pada masa dua tahun yang lalu agar semua kesalah pahaman ini tidak terjadi.
Dia sangat marah dan memilih pergi ke taman belakang lalu memasuki semua kamar pelayan bahkan memeriksa dengan seksama semua gudang. Dirinya memang mengetahui seluk beluk ruangan di rumah ini sebab rumah mewah ini adalah warisan kakek buyutnya dari pihak ayah. Karena konflik bersaudara yang berkepanjangan setelah kakeknya meninggal, ayahnya diusir dari rumah mewah tersebut. Hatinya sangat merana setiap mengingat momen dimana mereka sekeluarga harus di depak dari rumah mewah itu.
Kegigihan telah membawa kehidupan mereka lebih baik namun tidak sepenuhnya sesuai harapan karena akhirnya saat ayahnya meninggal dan sang ibu pergi menghilang entah kemana meninggalkan dirinya seorang diri. Kebaikan hati adalah pelindungnya dari kekacauan dunia dan kesulitan hidup, mereka akhirnya mengantarkan sepucuk surat yang secara hukum menyerahkan kepemilikan sebidang tanah sebagai warisan terakhir dan satu-satunya dari sang ayah.
Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Uni. Lanjuut. Sukses selalu
Aamiin...tarimo kasih diak
Mantap cerpennya Bu. Lanjut berkarya ..
terima kasih bun