Hari ke-1918 tanpa jeda

Untuk Apa Dendam?

Bagian 5

Setelah resmi pindah sekolah, sang ibu menjual rumah sederhananya dan membeli rumah baru yang lebih sederhana lagi di dekat sekolah Tanto yang baru. Agar Tanto tak mengeluarkan biaya lagi untuk datang ke sekolahnya.

Sekitar sebulan bersekolah di sekolah pindahan tersebut, baru ketahuan Tanto tidak mencuri handphone Riko, melainkan Rikolah yang memasukkan handphone-nya ke tas Tanto untuk memfitnahnya. Itu diketahui setelah rekaman CCTV di buka oleh petugas keamanan sekolah, usai sekolah itu kecurian berbagai alat elektronik di ruang multimedia.

Namun anehnya meski fakta tentang Tanto sudah diketahui, tiada inisiatif Budi untuk memulihkan nama baik Tanto yang sudah tercemar di sekolahnya. Riko juga tidak diberi sanksi apa-apa atas tindakannya yang sudah memfitnah Tanto. Belakangan diketahui rupanya Riko masih ada hubungan famili dengan Budi.

Sebenarnya Tanto mau mengadukan Budi gurunya dan Riko ke polisi atas tindakan mereka.

“Bu aku mau mengadukan Pak Budi dan Riko ke polisi atas tindakan mereka.”

“Sudahlah Nak, jangan memperpanjang masalah. Apa yang sudah terjadi serahkan saja kepada Allah.”

Tanto akhirnya tak jadi mengadukan hal itu ke polisi. Karena Tanto anak penurut menuruti permintaan ibunya

***

Di pagi itu saat melihat Budi, kenangan kelamnya muncul kembali memenuhi memori otaknya, yang membuat dirinya tak bisa berpikir sehat lagi, yang ada di benak Tanto hanya ada keinginan untuk membalas dendam.

Bersambung