Hari ke-1920 tanpa jeda

Untuk Apa Dendam?

Bagian 7

Merasa mendengar teguran dari ibunya, Tanto tak jadi melakukan tindakan balas dendam. Akhirnya dia membantu dokter beda itu sesuai prosedur kerja yang benar. Operasi pengangkatan benjolan kecil di tubuh Budi berjalan lancar dan berhasil dengan baik.

***

Sekitar dua minggu berikutnya, saat Budi mau kontrol di poli bedah tersebut. Secara tak sengaja Budi melihat Tanto masuk ke ruang poli beda tersebut. Lantaran Budi sudah lama mencari keberadaan Tanto, dia langsung masuk saja ke ruang poli beda itu untuk menemui Tanto, sebab antrian pasien belum di mulai karena hari masih pagi sekali, baru Tanto sendiri yang datang di ruang poli beda tersebut.

“Kamu Tanto yang pernah jadi murid Bapak saat di SMA kan?” tanya Budi tak ragu-ragu.

“Benar sekali. Ada apa Pak?” jawab Tanto dengan lembut, meski dia benci sekali dengan Budi.

“Bapak sudah lama sekali mencarimu untuk minta maaf.” jelas Budi.

“Maaf untuk apa Pak?” tanya Budi pura-pura tidak tahu.

“Minta maaf atas tindakan yang pernah Bapak lakukan menghukummu beberapa tahun yang lalu. Mestinya waktu itu Bapak tak terburu-buru menghukummu, karena pengaruh Riko, Bapak jadi gegabah bertindak menghukummu, tanpa melihat rekaman CCTV dulu.”

“Bapak tadi bilang pengaruh Riko, memangnya siapa Riko itu, Pak?”

Bersambung