Okti Umi Widhayati,S.E

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Menua Bersama

Menua Bersama

     Raut wajah tampan  itu kini terlihat sedikit memudar. Alis dengan garis tegas masih menampakkan pesona nya,di tambah lekuk hidung mancung memperkuat gurat usia yang tak lagi muda. Postur tubuh dengan dada bidang itu terlihat masih kokoh terbalut kemeja dan celana slim yang tetap rapi walau hari sudah beranjak senja. Style rambut yang semakin berbeda warna,namun  menambah aura kematangan pria yang hampir paruh baya itu berada.

     Saat terlelap....betapa terlihat kelelahan dalam seharian nya,dengkur teratur selalu menemani tarikan napas sepanjang malam tiba. Di sela sela napas terkadang muncul batuk dengan kualitas sedang,yang langsung di ikuti oleh usapan2 lembut di punggung nya,sekedar meredakan agar tidak sampai membuat nya terjaga.

**Lima belas tahun yang lalu**

     Rumah petak dengan lantai semen dan beratap seng,tembok nya pun sudah ada retakan di sisi kanan kiri itu di rasakan cukup nyaman untuk berteduh. Kusen dan pintu kayu berwarna pink cukup mampu menyamarkan kusam nya cat dinding depan. Suasana suram sering muncul seiring dengan nada bicara tinggi pertanda ego tak mampu di kuasai. Rumah ini menjadi saksi betapa airmata deras terkuras,akibat dua hati yang belum mampu beradaptasi. Satu tahun di lewati dengan berat,dengan masalah bertubi tubi yang mau tidak mau membawa kenangan pahit saat itu

**Empat tahun yang lalu **

     Suara dengan nada bersahaja semakin sering terdengar. Senyum tulus dan sapaan lembut terus mengalun. Tatapan mata teduh makin mengumbar buaian manja. Melewati malam bersama menjadi suguhan terindah yang makin terasa  nikmat untuk dinantikan. Harapan demi harapan terjalin, asa tanpa terasa terwujud dengan berkah yang perlahan melimpah. 

     Ketika nikmat dari yang Kuasa mulai berkurang, raga bertenaga tak sekuat dulu kala,saat ini hanya rengkuhan lengan mampu mengusir lara. Wajah teduh yang  mulai nampak guratan usia itu,makin sering kupandang saat masih terlelap. Dialah belahan jiwa ku, tempat ku bersandar sampai waktu memanggil ku...dear my beloved husband....I love U too much...more n more

   

     

 

     

     

     

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang bagus. Semoga keluarga selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.

01 Dec
Balas

Aminnnnn

01 Dec

Keren banget ceritanya, masih baru masuk grup Gurusiana tp dah top markotop, calon penulis besar ini.. Semoga yaa Bu. Follow balik yaa bun

01 Dec
Balas



search

New Post