Okti Umi Widhayati,S.E

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika hati dipilih,bukan memilih (part 8)
Nama,tempat dan gambar hanya rekaan semata,bukan yang sebenarnya

Ketika hati dipilih,bukan memilih (part 8)

Kelahiran Dimas,putra pertama Rayhan dan anak ketiga Rahajeng menghadirkan aura bahagia di rumah mungil bergaya minimalis itu. Dimas tumbuh dan berkembang menjadi lelaki kecil yang jagoan,tidak pernah rewel,jarang nangis,sama sekali tidak menyusahkan Rahajeng yang kembali berjaya menjalankan kinanti bakery nya. Laras dan Tiara juga sangat menyayangi adik baru nya,tanpa ada rasa cemburu atau berebut perhatian kepada kedua orang tua nya.

Rahajeng berusaha membesarkan ketiga anak nya dengan porsi yang sama, dia sangat paham bagaimana harus memperlakukan Laras yang sedari kecil hanya sesaat merasakan kasih sejati seorang ayah. Tiara bahkan hampir tidak mengenali foto sang ayah saat Ajeng menunjukkan nya di album foto. Apapun itu mereka harus tau,dan Ajeng yakin,dengan kejadian yang sudah di alami mereka di usia yang masih sangat belia,mereka akan lebih kuat menghadapi keras nya hidup.Itu doa Ajeng kepada anak anak nya,setiap saat.

"Ma...besok aku ke Jakarta,ada urusan dengan Pak Wijaya...itu yang mau Invest furniture di sini...kata Rayhan sore itu saat Ajeng baru saja pulang dari belanja bahan kue dengan Laras. Melihat Ajeng tak terlalu bereaksi,Rayhan menggandeng tangan Ajeng ke dalam kamar. "Kamu gak setuju," tanya nya pelan namun tegas,takut aku menemui Ririn?..lanjut Rayhan sambil memegang dagu Ajeng,karena melihat Ajeng yang menyibukkan diri dengan melipat selimut di ujung ranjang. "Pernah kah aku bilang gak usah pergi,...gak pernah kan..jawab Ajeng,...entah kenapa rutinitas keluar kota nya Rayhan sudah menjadi hal yang biasa bagi Ajeng, sudah biasa menjalankan segala sesuatu nya seorang diri. Rayhan hanya terdiam sesaat mendengar jawaban ajeng. Tanpa memperkeruh suasana Rayhan mempersiapkan dokumen yang akan di bawa nya besok,dan dalam hati nya Rayhan berjanji menguatkan hati untuk tidak bertemu Ririn walaupun di pesan whatsapp nya,2 hari yang lalu,Dadang mengirimkan pict sedang menengok Ririn yang tengah di opname di salah satu rumah sakit swasta terbesar di Yogya,dan Jarak Jakarta Yogya yang hanya 15 menit penerbangan pun di halau nya dari pikiran yang sejenak melintas tiba tiba.

Pertemuan Rayhan dengan pak Wijaya,investor ternama di kelas furniture pun berlangsung lancar,semua draft yang di ajukan Rayhan di terima dengan baik dan berlanjut dengan kesepakatan kedua nya di depan notaris. Rayhan juga merasa bersyukur dan berterima kasih pada Agus,rekan sekaligus sahabat nya yang memperkenal kan diri nya dengan pak Wijaya. " Nanti bantu aku ya disana," kata Rayhan kepada Agus,.." kamu aja yang pegang...aku di belakang layar aja..tambah nya lagi,...mengingat kesibukan kantor yang sangat menyita waktu dan keluarga,Rayhan meminta Agus untuk menjalankan bisnis furniture nya. Setelah semua nya selesai,Rayhan menepati janji nya untuk tidak terbang ke yogya,pagi sebelum kembali pulang,Rayhan menjawab panggilan video Dadang yang kembali berada di RS untuk mengantar Ririn yang sudah boleh pulang. "Salam untuk mbak Ajeng ya mas..sapa Ririn yang tampak masih lemas,...maaf merepotkan,lanjut Ririn yang langsung di potong oleh Rayhan yang menggerakkan jari telunjuk nya pertanda dia sama sekali tidak merasa di repot kan. Rayhan meminta rekom dr Linda,internist yang juga sahabat nya di rumah sakit itu,sehingga dr Linda memberikan jasanya free untuk tiap kali visit nya di kamar Ririn di rawat.

Satu tahun berjalan,bisnis furniture yang di rintis Rayhan berkembang pesat,pangsa pasar terbesar nya adalah beberapa kantor rekanan yang baru saja membuka cabang baru,sehingga masih memerlukan peralatan kantor dalam jumlah banyak. Rayhan pun tak tanggung tanggung menginvestasikan lagi untuk menambah modal usaha nya. Sebuah rumah impian Ajeng di Solo,di daerah Manahan yang dulu sudah di angan angan untuk di beli,kini sudah serah terima kunci. Usaha periklanan yang sudah sejak dulu di tekuni Rayhan juga terkena imbas nya. Ruang usaha nya di perluas dengan menambah lahan atas sebidang tanah yang di beli tepat di samping Ray Advertising milik nya. Mobil yang sehari hari di pakai Ajeng sudah di ganti dengan sedan matic keluaran terbaru.

Malam itu Ajeng mendapati Rayhan dengan dahi penuh keringat,masih lengkap dengan pakaian kerja nya,menerima telpon yang berulang kali berdering dan terlibat pembicaraan serius. Sumpah serapah tak henti mengalir dari mulut Rayhan saat beberapa kali dia mencoba menelpon seseorang dan seperti nya telepon nya sudah tidak aktif. "Brakkk....suara handphone di banting cukup nyaring di dalam kamar itu...untung dimas yang pulas tertidur tidak terbangun. Ajeng tak berani bertanya,dia menunggu Rayhan tenang dengan mengambil air minum di dispenser dekat TV. " Aku di tipu Agus,...Jeng...semua uang di bawa kabur,istri Agus baru saja menelpon kalo ternyata Agus menggadaikan sertifikat rumah nya dan kini istri nya harus keluar dari rumah,karena sudah di sita Bank. "Lapor polisi sekarang mas,mumpung belum terlalu jauh jejak nya," saran Ajeng lirih sambil duduk di pinggir ranjang karena merasa lutut nya tak sanggup berdiri.

Semenjak kejadian itu,Rayhan jadi lebih sering murung,terkadang masalah kecil membuat nya tersinggung,apalagi sekarang Ajeng lah yang menjadi tulang punggung keluarga,sejak Rayhan di pecat dari kantor karena sebagian uang kantor di gunakan untuk menutupi kerugian customer yang mendesak waktu itu. Semua Aset yang ada sudah di agunkan ke Bank, yang tersisa tinggal rumah yang di tempati dan 1 mobil keluaran tahun lama karena dua mobil sebelum nya terpaksa di jual untuk mengganti sebagian investasi yang di tanamkan pak Wijaya,yang juga di bawa kabur oleh Agus. Beruntung,Pak Wijaya masih mau percaya dan mengerti kesulitan Rayhan,beliau masih memberi waktu Rayhan untuk bisa membayar kekurangan atas modal yang di tanamkan.

Kehidupan Rahajeng berubah cukup drastis, berusaha menghemat pengeluaran dengan semaksimal mungkin. Pagi pagi dia sudah harus bangun dan membuat aneka jajanan anak sekolah yang setiap hari di bawa oleh Laras dan Tiara. Rahajeng tetap mengantar mereka sekolah dengan membawa box besar berisi aneka pesanan teman teman Laras dan Tiara. Terkadang beberapa teman menyambut mereka di gerbang,membantu Ajeng menurunkan barang dari bagasi. Setelah sampai di rumah,Ajeng langsung melanjutkan pekerjaan nya menyelesaikan pesanan pelanggan yang sudah order di kinanti Bakery. Sore hari nya,Ajeng baru menyentuh pekerjaan rumah,di bantu oleh Laras dan Tiara. Malam hari nya,walau kantuk tak kuasa menyergap nya,Ajeng masih merekap penghasilan nya hari ini dan menyisihkan nya sebagian untuk modal.

" Darimana aja kamu,"..Rayhan menatap wajah Ajeng lurus sambil memangku dimas yang sedang asyik menonton kartun favorit nya di televisi. Sore itu memang sudah menjelang magrib dirinya baru selesai mengantar dan sedikit menyelesaikan finishing kue tart di sebuah gedung tempat acara akan di adakan,hal ini terpaksa di lakukan Ajeng karena tidak mungkin menghias kue 6 susun sesuai permintaan pelanggan dari rumah,akan sangat beresiko rusak di dalam perjalanan. " Mas....masih kurang kah apa yang ku lakukan demi kamu,...demi keluarga kita?...emosi Ajeng makin meledak saat Rayhan malah tersulut amarah. Sudahlah capek semua badan mengerjakan semua pekerjaan seorang diri tanpa asisten,dengan maksud berhemat,...tapi apa yang di dapat...batin Ajeng tersedu. Kemarahan Rayhan makin memuncak saat melihat Ajeng mengemasi beberapa baju baju nya ke dalam tas,dalam 3 hari ke depan Ajeng berencana mengikuti kursus pembuatan aneka pastry untuk usaha bakery nya. Dia belum sempat membicarakan ini dengan Rayhan karena setiap kali mau berbicara,momen nya selalu tidak pas.

"Pergi kamu....tinggal kan aku sama dimas,bawa semua barang barang mu,jangan kau kira aku tidak mampu menghidupi anakku sendiri walau aku tidak bekerja...tidak punya apa apa...teriakan Rayhan membuat dimas yang sebenar nya meronta ingin mendekat ke arah Ajeng,namun tertahan oleh kuat nya tangan Ayah nya di tubuh nya yang mungil. Ajeng tersentak..tubuh nya bergetar menahan rasa yang dia tidak pernah di alami sebelum nya,delapan tahun perkawinan nya dengan Rayhan,haruskah berantakan hanya karena orang lain,yang sampai sekarang keberadaan Agus tidak tentu kemana rimbanya. Rahajeng bangkit dan berusaha menenangkan Rayhan,tapi langkah nya terhenti saat mendengar Rayhan membentak Laras yang mencoba meraih dimas yang terlepas dari rengkuhan Rayhan. Seketika Rahajeng meluapkan emosi yang dari tadi di tahan nya,Dia masih bisa terima jika kemarahan Rayhan hanya tertuju pada nya,namun kali ini tidak, Ajeng tidak akan pernah bisa memaafkan orang yang menyakiti buah hati nya tanpa sebab,Laras dan Tiara akan dia pertahankan sampai kapan pun karena mereka sudah pernah merasakan pahit nya masa kecil bersama Anton.

Rahajeng menggandeng Laras dan Tiara yang terus menangis,dia hanya membawa beberapa baju dan dompet kecil serta handphone di saku. Teriakan Dimas memanggil manggil nama nya pun terpaksa tidak di hiraukan nya,hatinya hancur tak berkeping, berjalan meyusur trotoar sambil menunggu kendaraan aplikasi online yang baru saja di pesan nya. Laras dan Tiara tak banyak bertanya saat kendaraan yang di tumpangi berhenti di sebuah hotel kelas melati. "Kita istirahat di sini dulu yaa,..besok kita cari tempat tinggal,besok mama ijinkan dulu kalian ke bu guru,sehari saja...kata Ajeng sambil mengusap wajah kedua buah hati nya yang penuh air mata. Sebagai ibu yang tidak pernah terpaksa meninggalkan tanggung jawab nya,Ajeng mengirim pesan pada Mbak Dewi,menceritakan sedikit yang terjadi,dengan maksud yang terutama agar Dimas bisa lebih tenang jika ada kehadiran budhe nya.

BERSAMBUNG

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post