Okti Umi Widhayati,S.E

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ibu ku Guru terbaik ku

Ibu ku Guru terbaik ku

Sedikit cerita dalam rangka ikut memeriahkan tantangan menulis tematik gurusiana,edisi hari ibu tanggal 22 Desember 2020. Walau masih beberapa hari lagi,tapi tidak merugikan jika saya mulai menulis hari ini,berhubung cuaca syahdu,mendung belum mau beranjak pergi,menjadi mood booster saya untuk mulai mengerakkan jempol dan mulai mengetik.

Kalau berbicara tentang sosok Ibu,beliau menjadi figur riil yang tidak bisa di ukur dengan angka...terlalu besar nilai nya. Saya anak ke 7 dari 7 bersaudara sangat merasakan kasih berlebih di banding yang lain nya. Sejak mulai kuliah,walau saat itu bapak sudah terlebih dahulu berpulang,saya tetap merasakan kasih sayang yang lengkap,karena peran bapak semua juga saya dapatkan dari ibu tercinta.

Karakter legowo,sangat erat melekat pada diri ibu. Beliau sangat mengajarkan saya untuk sabar, karena semua pasti sudah ada yang mengatur,dan jika ada yang mengusik atau menyakiti dalam kehidupan saya,ibu selalu berpesan untuk tidak membalas dengan hal yang sama. Dengan lembut akan terdengar...."Biarkan saja,toh nanti pasti akan kembali seperti semula,itu berarti dia tidak bisa kita jadikan teman yang baik,dan kamu beruntung karena sifat jelek nya sudah di perlihatkan sekarang oleh Alloh..." tutur nya selalu jika saya mengeluhkan kondisi di tempat saya bekerja.

Ibu saya seorang pensiunan PNS dengan pangkat terakhir IVb, cukup memberikan saya contoh sebagai ibu teladan,baik dalam karir maupun urusan rumah tangga. Sepulang bekerja menjadi kepala sekolah TK,beliau juga terampil mengerjakan pekerjaan rumah. Beberapa ritual nya malah saya terapkan sampai sekarang....ssstt agak rahasia yaa...tapi gak papa saya berbagi di sini hi....hi..hii. Tiap kali ibu membeli makanan yang berbungkus daun pisang,selalu daun nya tidak di buang,di cuci bersih dan di lap. Dulu saya terheran heran...untuk apa,ternyata daun pisang itu di pakai mengukus tomat,bawang merah dan cabai,dan di taruh di atas magicom pada saat menanak nasi....uwow...sekali menanak nasi,selesai pula proses bikin sambal,non kolesterol pula karena tanpa minyak. Belum lagi proses memasak yang selalu menggunakan panci susun 3,dengan berbagai macam masakan,akan selesai dalam waktu yang bersamaan,dan jelas hemat elpiji.

Dari segi menjaga kesehatan,beliau jago nya. Di usia nya yang pada tanggal 27 Desember ini nanti genap 87 tahun,fisik beliau masih sangat prima. Jika dirasa asupan yang tidak sehat banyak di konsumsi karena banyak acara kawinan dll,maka ibu akan langsung membuat penangkal nya,merebus labu siam,daun salam dan teman2 nya,sehingga Alhamdulillah sampai sekarang masih sehat,hanya pendengaran yang memang kadang terganggu,karena faktor usia.

Urusan jalan jalan?....jangan di tanya..Ibu sangat hobby travelling,cek aja di beberapa agen tour atau di Rent car yang menyediakan kendaraan sejenis Elf...pasti ada nama dan nomor HP ibu di situ...kenapa kendaraan Elf....karena setiap pergi pasti rombongan dengan teman2 se usia nya...kebayang kan ya...se bus mini...lansia semua....hadehhh. Di awal pandemi pun, yang di lakukan ibu adalah mendatangi agen2 tour,meminta refund uang tiket yang sudah di setor,walau tidak bisa kembali utuh,tapi lumayan jika di tabung,...begitu kilah nya. Ada kejadian lucu saat ibu bepergian ke Pontianak dan harus transit di Soetta,kami yang merasa khawatir setengah mati,ternyata ibu tenang2 saja...sejak take off di surabaya,ibu sudah menghapal kan wajah dan baju seorang ibu muda yang akan ke Pontianak....dannn alhasil di Soetta,kemanapun si mbak baju merah tadi pergi,ibu terus mengikuti nya...ha..ha..ha... Ibu baru memutuskan tidak bepergian menggunakan pesawat saat usia nya sudah 85 tahun...capek kata nya di tanya dan di awasi terus sama petugas bandara,karena pergi sendirian. Hebat bukan?...rasanya saya pun nanti ingin mengikuti jejak nya...hmmm semoga bisaa...Aminnn

Di penghujung tahun ini,saat pandemi tak kunjung henti,hanya komunikasi via telepon,video call saja yang bisa saya lakukan, walau sedih karena ada 2 momen desember ini yang terpaksa saya lewat kan,hari ibu dan ulang tahun ibu di tanggal 27,kembali lagi ibu hanya berpesan untuk jaga kesehatan saja,yang penting semua sama sama sehat walau tidak bisa mudik...padahal kalo saya bisa mudik dan sudah memberitahu tanggal berapa saya landing,...pasti dengan sigap ibu sudah siap di ruang tunggu bandara bersama sang supir,dengan senyum terindah menyambut cucu cucu tercinta.

Selamat hari Ibu dan Selamat ulang tahun Ibu....tiada kasih seluas kasih mu,tiada sayang selembut tutur katamu...maafkan kami yang kadang masih merepotkan mu,maafkan kami yang terpaksa belum bisa pulang mengunjungi mu...semoga keadaan ini segera berlalu....sehat selalu njih bu....kami rindu tawa mu...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post