Bersatu nya 62
Masyarakat kita yang sangat majemuk dengan kompleksitas beragam menimbulkan kondisi yang gampang sekali tersentuh oleh kericuhan. Apalagi saat ini,di tengah segala sesuatu nya di kuasai oleh sistem digital,masyarakat dengan mudah meniru budaya asing yang kontras dengan kepribadian warga negara kita.
Beberapa saat yang lalu seringkali publik di buat mengelus dada dengan muncul nya berita berita konflik yang meluas berujung anarkis. Hanya karena upah terlambat di bayar,karyawan merusak pabrik,atau gelombang aksi massa yang membara hanya karena kebijakan pemerintah yang dianggap tidak sesuai dengan yang di harapkan.
Banyak warga yang notabene berkecukupan pun tak kalah arogan nya. Seringkali mereka merasa berkuasa sehingga tak jarang aparat pun di lawan nya. Merasa segala sesuatu nya bisa di beli dan di atur seolah seperti perusahaan pribadi.
Kini...predikat itu seketika lenyap,saat wabah mendunia. Tak tampak lagi kerumunan massa,tak terdengar lagi aksi demo, huru hara, bahkan saat terbentuk perkumpulan warga karena pemerintah atau donatur membagikan bantuan sembako,sama sekali tidak ada suasana ricuh. Yang ada mereka tertib sesuai antrian tanpa harus di jaga ketat aparat.
Betapa naif nya ketika ada yang menyuarakan atau menjudge bahwa bangsa kita identik dengan kerusuhan. Perbedaan sudut pandang dan pemikiran yang sempit saja yang berani berkata demikian. Pada dasar nya negeri kita tidak akan bisa terlepas dari budaya gotong royong,saling membantu sesama. Hal ini bisa dilihat dari berbagai bentuk aksi dan donasi yang terkumpul dalam jumlah yang besar dengan waktu yang singkat. Aksi beberapa peternak yang membagikan ayam potong secara gratis,walau mereka merugi, tetapi batin nya tetap tergerak tidak tinggal diam membantu warga yang pendapatan nya terkena imbas pandemi. Di beberapa daerah bahkan ada yang mendatangi keluarga positif Covid 19,memberikan bantuan bahan pangan, dan lebih membuat kita tersentuh lagi mereka bersama sama mendoakan anggota keluarga yang positif dengan berdoa bersama di depan rumah,yang mana ini membukakan mata hati kita bahwa mereka tidak perlu di takuti dan di asingkan, asal sesuai prosedur penanganan yang telah di tentukan.
Wahai bangsa ku,tetap muliakan hati putih mu,kembali kita menjadi bangsa yang padu, mewujudkan +62 bersatu. Jika ini bisa terjadi,maka tidak menutup kemungkinan bangsa kita bisa selangkah lebih maju, karena berkembang nya suatu negara sangat tergantung pada masyarakat nya,seperti kata Ernest Renan bahwa bangsa adalah sekelompok masyarakat yang berada dalam satu ikatan batin yang di persatukan oleh sejarah dan cita cita yang sama walaupun di bedakan suku,agama,ras, adat istiadat dan Budaya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bu Okti. Lanjutkan