Ibuku Hanya Ibu Rumah Tangga Biasa. Tantangan Menulis Hari Ke-217.
Oleh: Nurzaitun, S.Pd.I.
#Lomba Edisi Januari#
Berbicara mengenai ibu, pasti akan terbayang akan sosok yang lembut tapi kuat. Kenapa penulis menyebutkannya demikian? Karena ibulah yang mampu mengandung dan menahan beban berkilo-kilo, selama kurun waktu sembilan bulan.
Beban yang dikandungnya, semakin hari semakin besar dan berat. Lantas, ibu akan duduk-duduk saja? Tidak. Pekerjaan rumah tidaklah absen sama sekali.
Begitulah yang Ibuku alami. Ibuku hanyalah ibu rumah tangga biasa. Yang kesehariannya di rumah saja. Tak sama seperti ibu-ibu diluar sana, yang bekerja diluar rumah dari pagi hingga sore tiba.
Sumur, kasur, dapur, itulah aktivitasnya. Tapi ibuku beruntung, mempunyai suami yang luar biasa perhatian dan pengertian. Tak lain, beliau adalah ayahku. Sebelum ayah ke kantor, ayah selalu membantu ibuku. Bahkan, sebelum kami bangun, ayah telah siap mencuci piring dan menyapu halaman rumah. Sungguh laki-laki idaman wanita. Jujur, susah mendapatkan laki-laki yang mau membantu pekerjaan rumah tangga.
Ibuku yang setia, selalu mendo'akan ayahku agar lancar dalam bekerja. Lantas, setelah ayahku berangkat kerja, ibuku di rumah akan tidur saja? Tidak. Ibuku tipe orang yang tidak bisa diam dalam hal bekerja. Ada saja yang dibuatnya. Ibuku kreatif. Untuk menolong perekonomian keluarga, ibuku menjahit baju. Tetapi tidak untuk dijual, hanya untuk kalangan anak sendiri saja. Dengan demikian, tiap tahunnya, ayah telah hemat biaya jutaan rupiah untuk urusan baju baru anaknya ketika lebaran tiba. Kami 5 bersaudara, dan penulis adalah anak yang ke-3.
Ibuku pintar, otaknya cas. Walaupun ibuku hanya tamat sekolah menengah pertama (SMP) saja. Ketika melihat tontonan di Televisi (TV), ibuku selalu memperhatikan model baju kekinian. Dengan izin Allah SWT, sekali dilihat, langsung bisa dibuat pola dan dijahitnya. Jadi kami bisa pakek baju bagus, hasil jahitan ibu sendiri. Tanpa harus mengeluarkan uang yang banyak. Cukup beli kain saja, kemudian dipoles dengan model kekinian, hasilnya jadi baju mewah.
Selain itu, ibuku juga menjahit taplak meja bordiran yang cantik. Serta, menjahit gorden. Lagi-lagi tidak untuk dijual. Alhamdulillah, gorden jahitan ibuku masih awet sampai sekarang. Padahal gorden tersebut dijahitnya, sewaktu saya masih kecil. Teringat sekali, ketika itu saya masih Sekolah Dasar (SD). Saya ikut membantu menulis panjang dan lebar kain gorden tersebut, ketika dibuatkan pola dan modelnya oleh ibuku. Gorden tersebut berwarna merah. Warna kesukaan ayahku. Gorden tersebut dipasang setiap harinya sampai sekarang. Gorden tersebut terdiri dari tiga lapisan. Lapisan pertama berwarna putih, lapisan ke-dua berwarna merah, dan lapisan ke-tiga, yang berupa rompinya juga berwarna merah. Gorden tersebut, usianya puluhan tahun. Tetapi masih bagus dan warnanya tidak pudar. Itulah hasil jahitan ibuku yang dijahit penuh cinta. Jadi, awet selamanya. Sekarang, gorden tersebut sudah ada kawannya. Walaupun hanya muncul ketika kenduri dan lebaran tiba.
Aceh Besar, 7 Januari 2021.
Berikut ini, penulis lampirkan profilnya.
Nama: Nurzaitun, S.Pd.I.
Tempat tanggal lahir: Meunasah Tutong, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar. 06 Desember 1986.
Jabatan: Guru kontrak.
Instansi: TPQ Terpadu Ruhul Jadid MIN 6 Model Banda Aceh.
E-mail: [email protected]
Penulis bisa dihubungi di nomor WA: 08126956807.
Lampiran foto pendukung tulisan di atas:




Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ibu yang hebat. Keren bun, moga menang. Salam kenal kembali
Aamiin.. Ya Allah. Terima kasih buk Solvia Jamal, atas hadir, do'a dan apresiasinya disini. Salam kenal kembali juga buk, dan salam literasi. Lama lah.. Kita tak bersua, moga ibu sehat selalu. Aamiin..
Mantan keren bu ceritanya. Ibu hebat dan trampil. Semoga lolos lombanya
Mantap
Aamiin.. Terima kasih buk Sugiharti, atas hadir, do'a dan apresiasinya disini. Salam kenal dan salam literasi.