Nurul Ludfia Rochmah

Saya Nurul Ludfia Rochmah, guru MAN 1 Banyuwangi, yang sudah mengenal media guru sejaK MWC pertama di Batu Malang tahun 2017. Buku saya berjudul Kopi dan Karbit...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENYINGKAT 'SAMPAI DENGAN'

MENYINGKAT 'SAMPAI DENGAN'

MENYINGKAT 'SAMPAI DENGAN'

Pagi ini hari empat mengawasi pelaksanaan USBN di sekolah lain. Seperti biasa saya dan beberapa rekan sesama pengawas membawa map berisi soal dan memasuki ruangan. Semua berjalan lancar. Hanya ada satu hal yang menggelitik dari hari pertama menentang map yang berisi soal ujian. Itulah mengapa pada gambar yang saya sisipkan bersama tulisan ini saya beri tanda lingkaran berwarna merah. Iya, tulisan sampai dengan yang disingkat itu.

Mungkin ada yang menanyakan, apa yang salah dengan tulisan itu. Atau bagi yang sudah mengetahui kesalahannya akan memberi komentar, sudahlah, kesalahan kecil, mungkin mereka tidak tahu. Iya memang kebanyakan kita memaklumi apabila didapati terdapat kesalahan kata atau tanda baca dalam penulisan. Saya sendiri terus terang merasa enggan untuk langsung memberi komentar terhadap kesalahan itu, karena kami orang lain dan belum begitu kenal. Nanti dikira sok keminter.

Daripada jadi kutil atau seperti upil yang belum diambil, lebih baik di sini saja saya menyentil supaya sebagai pemakai tulisan berbahasa indonesia, kita paham kesalahannya, meskipun kecil.

Menurut pedoman penulisan ejaan bahasa indonesia (PUEBI) Menyingkat kata sampai dengan dengan bentuk s/d tidak benar. Yang benar adalah s.d. Penulisan yang sama juga dipakai untuk menyingkat kata untuk beliau, dengan alamat, untuk perhatian, atau atas nama. Masing-masing menjadi u.b, d.a, u.p, dan a.n.

Dari buku Gustaaf Kusno yang pernah saya baca, penyingkatan tulisan seperti itu sudah ada sejak jaman penjajahan belanda. Terbukti pada gerbang sebuah masjid berkubah emas menyerupai Masjid Al Aqsa di daerah Palembang terdapat tulisan kecil: d/h rumah Dr. Adnaan WD. Singkatan d/h merupakan kependekan dari dahulu. Maksudnya tempat yang sekarang berupa masjid ini dahulu merupakan rumah Dokter Adnaan.

Memang pada masa peralihan dari pemerintahan Belanda ke Indonesia banyak nama jalan, gedung dan institusi yang berganti nama dan supaya orang tidak bingung digunakanlah singkatan ini. Penulisan singkatan dengan menggunakan garis miring ini sangat lazim dipakai orang di jaman dahulu. Pengaruh inilah yang banyak dipakai orang sampai saat ini padahal ini keliru.

Besok adalah hari terakhir mengawas USBN. Saya akan memberanikan diri dengan memilih kata-kata yang paling halus, untuk memberi masukan ini pada sekretaris panitia USBN sekolah ini. Biarlah saya dibilang lebay asalkan setelah meninggalkan sekolah ini tidak ada rasa resah dan gundah karena merasa bersalah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

gurusianer sejati selalu tahu apa yang harus ditulisnya, bahkan ketika yang lain tidak mempedulikannya.

23 Mar
Balas

Jeli berbahasa. Aku suka.... Aku suka

23 Mar
Balas

Nuwun supportnyaaa. Masi ingat pelatihan mapel lanjut tahun 2012 Bu... Kapan lagi yaaaa

23 Mar

Pokok nulis hehehehe

23 Mar
Balas

Terima kasih kompornya Pak Leck

23 Mar
Balas



search

New Post