Semangat untuk menularkan ilmu yang diperoleh selama pelatihan terus membara. Tidak mendapatkan benefit apa-apa dari segi materi/uang tidak menyurutkan untuk terus berbagi ilmu. Semua cara dilakukan, mulai dari meminta dukungan dari kepala sekolah, menyebar flyer ke berbagai media sosial, sampai meminta secara langsung.

Tanggapan dari teman-teman guru setelah menerima ajakan untuk mengikuti pelatihan juga berbagai ragam. Ada yang bersemangat dan langsung mendaftar, ada yang bertanya -tanya dulu, misalnya “tugasnya banyak nggak?”, ada yang berjanji akan mengikuti pelatihan ini jika tidak ada kesibukan nanti, ada yang memberi komentar pada media sosial setelah melihat flyer, “wah…ada yang jualan ini…”, sampai menolak secara halus “saya baru banyak kesibukan di bulan Juli, nanti kalau sudah selesai urusan saya, maka saya akan belajar materi pelatihan ini” dan banyak juga yang no comment, tetapi tidak juga mendaftar mengikuti pelatihan.

Tak banyak yang mau berubah, tak banyak yang berkeinginan move on dan sedikit yang mau keluar dari zona nyaman. Padahal ilmu terus berkembang, teknologi semakin maju. Rasulullah SAW bersabda. “ didiklah anakmu sesuai zamannya.”

Zaman dahulu, para sahabat harus menempuh ratusan kilometer untuk mempelajarai sebuah hadist. Sekarang, tak banyak guru yang berkeinginan mendapatkan pengetahuan baru meskipun gratis.