Nur Sofiah

Perempuan biasa-biasa saja yang lahir di kota Pahlawan....

Selengkapnya
Navigasi Web
TERLAMBAT ITU NIKMAT...(KADANG KALA)

TERLAMBAT ITU NIKMAT...(KADANG KALA)

Pagi ini berbeda dari biasanya. Kali ini aku harus diantar ojek untuk sampai sekolah. Sungguh, sesuatu yang tidak biasa buat ku. Tapi, ada nikmat tersendiri dibalik kejadian ini.

Berawal ban sepeda yang kempes. Atau mungkin bocor, karena dipompa berkali-kali tapi tidak menunjukkan pengembangan. Aku pun memutuskan untuk naik ojek melalui aplikasi online.

Hari ini aku harus menerima kenyataan, aku akan terlambat sampai sekolah. Aku paham benar bagaimana kemacetan jalan yang kulalui setiap harinya. Apalagi ini sudah melebihi waktu biasanya aku berangkat. Ditambah lagi, aku tidak bawa sepeda sendiri. Oleh karenanya, aku pun kirim pesan ke kepala sekolah atas keterlambatan ini.

Tepat sekali, sesuai dengan jalan pikiranku. Pak ojek membawa sepedanya dengan stabil, nyaman sih untuk mereka yang tidak dikejar waktu seperti aku. Tapi, ini kondisinya beda, pak. Ya sudah lah, aku harus sabar.

Aku berusaha menikmati perjalanan ini. Kali ini, aku tidak perlu capek-capek untuk mencari jalan lintasan di antara kemacetan yang terjadi di Jalan A. Yani. Kemacetannya kini ku nikmati sebagai sesuatu yang berbeda. Aku benar-benar menikmatinya. Soal keterlambatannya sudah tersisihkan, toh aku juga sudah sampaikan sebab keterlambatanku kepada pak kepsek.

Di sini aku melihat betapa besar jasa ojek. Dia bukan hanya mengais rejeki tetapi sebagai “dewa fortuna”. Bukan hanya dijemput dan diantar sampai tempat tujuan tetapi juga tarif yang dibebankan relatif murah. Bahkan kalau kita dapat diskon dari aplikasi tersebut, kita bayar sampai 0 rupiah. Di sini kadang aku merasa keheranan. Terus, siapa yang ganti uang bensin mereka? Apalagi kalau itu bapak-bapak yang harus menafkahi keluarga. Sungguh kasihan!

Maka saat itu, aku tetap memberi uang ongkos setidaknya bisa untuk beli bensin. Dan pak ojek bisa lanjut cari penumpang lain. Memang sih, dia dapat uang dari ojek online tersebut, tapi itu tidak diterima semua. Ada potongan untuk pihak providernya. Bah kan bisa mencapai 50%.

Pengalaman pertama diantar pak ojek ke sekolah itu sesuatu banget tapi aku lebih suka bawa sepeda motor sendiri. Apa karena berat di ongkos? Tidak, karena aku lebih bisa cari jalan tikus di antara kemacetan dan kecepatan berkendara setidaknya seperti valentino rossi (adegan ini jangan ditiru, dibutuhkan keahlian dan penguasaan medan).

Dibalik keterlambatanku, ada nikmat buat orang lain-tukang ojek. Begitu juga saat menghadapi masalah, janganlah dipandang sebagai sebuah masalah tapi nikmati dan pandang sari sisi lain. Yang jelas, sisi positif nya, ok! Akan nampak indah dan bahagia.

#BahagiaItuSederhana

Sby, 3/8/17

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jangan2.... suka ma Bang ojeknya.

03 Aug
Balas

lha ...itu, naksir jaketnya pak..hi hiii hiii.

03 Aug

Tulisan keren Bu! Menarik!

06 Aug
Balas

Ada sesuatu yang mengingatkan sesuatu dari abang ojek. Ihir...acikiwir

03 Aug
Balas

Uhuy....asyek-asyeeekkkk

03 Aug

Siiip bu sofi..

04 Aug
Balas

Selalu positif jika kita selalu bersyukur dengan melihat ke bawah untuk menjaga rasa syukur itu.

03 Aug
Balas

setuju pak Yudha.....

03 Aug

Selalu berfikir positif... Luar biasa bu sofi...

03 Aug
Balas

Belajar dari keluarga Media Guru bunda. Termasuk bu Asih Lestari

03 Aug



search

New Post