Ya Allah...tak pernah terpikir apalagi terlintas dalam benak mbolang sendiri. Siang ini harus terjadi walaupun sebenarnya deg-degan juga. Berangkat naik kereta sendiri menuju kota pelajar. Segala antisipasi telah disiapkan termasuk segenggam permen pencegah rasa kantuk. Tiga roti dan sebotol air mineral membungkam perut ber-dangdutan.

Siap berangkat menuju stasiun Wonokromo. Sesampai di tujuan, penampakan yang sangat berbeda dibanding 4 tahun lalu. Tampak bersih, teratur, dan nyaman. Bau pesing di sekitar emperan stasiun tak tercium lagi. Petugas berseragam melayani dengan ramah. KAI semakin menunjukkan kiprahnya dalam pelayanan. Kereta pun datang tepat waktu dan berangkat tepat juga.

Aku sampai 40 menit sebelum kereta datang. Peristiwa di bandara Juanda saat pelatihan di Solo merupakan sebuah pelajaran berharga untuk ku. Tak akan ku ulangi-semoga.

Perjalanan kali ini terasa aneh bagi ku. Aku tak biasa bepergian jauh sendiri. Bah kan tidak pernah. Kalau pun berangkat sendiri, di stasiun sudah ditunggu oleh teman-teman. Jadi, naik kereta nya ramai-ramai. Dan, hari ini benar-benar mbolang sendiri.

Tujuan ke kota gudeg ini untuk menjumput secercah ilmu diantara hamparan pengetahuan. Belajar metode pembelajaran abad 21 yang dapat diterapkan di sekolah dan berbagi dengan teman-teman guru. Semoga manfaat untuk sekitar.

Tiba lah kereta dan aku pun mencari tempat duduk ku sesuai dengan tiket yang ku pegang. Alhamdulillah, di samping ku seorang ibu yang se-profesi dengan ku. Dia dengan anaknya masih kelas satu. Ketakutan ku pun pupus.

Tak heran, anak guru rata-rata celotehnya luar biasa. Ada saja yang diceritakan dan ditanyakan oleh si kecil sepanjang perjalanan. Kami pun ngobrol. Saling berbagi cerita. Kebetulan juga, kursi depan kami kosong setelah sampai Jombang. Duduk pun semakin nyaman. Aku menikmati perjalanan ini. Rasa kantuk ku saat berangkat sirna sudah.

Oh...Tuhan, ku rindu dia.

Sri Tanjung, 10/8/2017