IDE MENULIS
Lama tidak menyapa gurusiana, rindu pun datang melanda. Aku ingin menulis sesuatu sore ini tapi tak ada ide untuk dituliskan.
Disela-sela memantau siswa-siswi sedang sholat asar, tiba-tiba pandanganku tertuju pada salah satu siswa. Ia berada di shaf paling belakang. Mukanya menunjukkan kesedihan. Seperti ingin menangis namun ditahan. Nampak muram di wajahnya.
Di saat yang lain sedang berdoa bersama, ia menundukkan kepala. Matanya terlihat sembab. Aku amati gerak-geriknya beberapa ubin dari posisiku. Maksud hati ingin menanyakan ada apakah gerangan, namun beberapa temannya setelah berdoa telah mendekatinya. Ku urungkan lah niatku. Terlihat ada diskusi kecil di antara mereka dengan air mata mengalir di pipinya. Beberapa saat kemudian, mereka keluar dari aula dan menuruni tangga. Sebenarnya rasa penasaran ini berkecamuk di dada. Tapi, ya sudah lah!
Terkadang anak-anak juga memiliki masalah dan cara penyelesaiannya sendiri. Bercerita dengan teman adalah salah satunya. Yang jelas, cerita itu akan dibagikan kepada seseorang yang ia percaya. Hal tersebut mampu mengurangi beban masalah nya. Di lain sisi, permasalahan yang sedang dihadapi akan membuatnya tumbuh dewasa dan berfikir untuk mencari solusinya.
Apakah guru harus berperan dalam setiap masalah yang dihadapi anak? Tidak pastinya, guru juga harus dapat memposisikan diri. Walau mereka masih anak-anak, mereka berhak mengambil keputusan dengan jalan pikiran mereka.
Apakah guru juga membiarkannya ? Tentu juga tidak. Ia harus tetap ada pemantauan dari orang dewasa di sekitarnya. Karena itu, guru harus bersikap diam seolah-olah tidak tahu tetapi memantaunya dari jauh. Setelah keadaan dirasa kembali seperti sedia kala, maka sikap kedua ini lebih tepat.
Kehadiran guru dalam posisi di atas akan membuat suasana berbeda. Salah satunya ia akan selalu menjadi anak yang manja. Daya pikir si anak juga menjadi mudah terombang-ambing. Selain itu, rasa percaya dirinya pun kurang alias minder dalam mengambil keputusan. Berilah kepercayaan kepada nya, setidaknya si anak dapat mengambil sebuah keputusan.
Oleh karena itu, guru harus mengerti kapan siswa membutuhkan bantuannya dan kapan tidak membutuhkannya.
Seperti saat ini, aku butuh ide menulis dan ini lah hasilnya. Walau kurang pas dan memuaskan, setidaknya aku telah berusaha. Aku hanya butuh segelas es susu untuk menggerojok tenggorokan ku yang kering.
Sby, 26/7/17
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
tulisan yang renyah dan mengalir lunyu gini pasti keren penulisnya. Mau dong diajarin
Ini yg komen orang keren...jadi malu saya Matur nuwun, sudah menyempatkan komentar di tulisan saya
Duuuh ...yang lagi kangen gurusiana apapun itu bisa jadi bahan untuk ditulis ... Bisa 2 ketika melihat penjual pisang molenpun bisa dibuat satu karya untuk menulis ...
He hehehe hehehe......
Yang penting semangat menulis. Idenya bisa apa saja.
Mantap Neng! Nggak sengaja lihat anak, jadi tulisan hebat! Lanjut yo, nulis! He... He..
Terima kasih bunda mimin
Kalau orang cakap menulis apa saja bisa ditulis ,saya senang membacanya bu
Kalau orang cakap menulis apa saja bisa ditulis ,saya senang membacanya bu
Alhamdulillah...saya juga senang jika ibu senang
alhamdulillah akhirnya terobati ya bu...rindunya pada gurusiana dengan tulisan yang enak dibaca.. .
Iya bu, alhamdulillah. Gurusiana itu kekasih, yang ngangeni ya... pakleck
Bahan berbagi yang inspiratif. Sip bu
Terima kasih pak
Kisah yang sangat insfiratif,,keadaan apapun bs mnjd bahan tlsn,,hebaat bu...
Masih belajar bu....terima kasih pujiannya