HATI-HATI, PENIPUAN ZAMAN NOW!
Catatan Sofie
Saya share kejadian yang saya alami kemarin sebagai pengalaman buat semuanya untuk lebih waspada dan Hati-hati.
Minggu sore(18/3), Saya dan suami sedang menjenguk keponakan yang terbaring di RSAL. Lagi asyik bercerita, tiba-tiba hp-ku berdering. Sebuah nomor tanpa nama.
"Siapa ya?" batinku. Saya tak merasa kenal dengan nomor ini. Pandangan suami pun tertuju ke hp-ku. Daripada mendapat praduga negatif, aku memutuskan menerimanya.
"Assalamualaikum" ,ucapku pada lawan bicara yang tak tahu siapa dia.
Dia pun menjawab salam dan mulai pembicaraan.
"Siapa ini?" tanyaku.
"Masak nggak kenal? bla bla bla..."
Ya, dia adalah teman SD-ku. Itu dari suaranya jelas aku mengenalnya tapi nomor yang dipakai bukan biasanya.
Berawal basa tanpa basi, dia menanyakan kabarku. Dan seterusnya.
Kemudian dia menyampaikan kalau ada pelelangan barang elektronik dan kendaraan di kantornya. Barangnya juga masih baru.
Dia menawarkan kepadaku, apa aku mau? Karena hari ini batas terakhir dan segera ditutup.
Dengan bahasa manisnya, dia menyampaikan jika pelelangan ini bersifat intern dan setiap pegawai hanya mendapat jatah 4 barang. Karena uangnya tidak cukup, dia memgambil 3 barang, masih ada jatah 1 lagi dan ditawarkan kepadaku.
Oke, aku pun minta dikirim list barang dan harganya. Dia pun mengirimkan melalui wa dengan nomor yang berbeda dan dengan orang berbeda, yang dianggap sebagai penyelenggara pelelangan. Sebut saja Mr. X.
Melihat list harga, saya dan suami pun sempat tergiur bahkan saudara yang aku jenguk sempat minat juga. Barang masih segel dengan harga amat miring dibanding harga pasaran. Alibinya karena barang ini stok lama.
Iya sih, seperti Vario 150cc keluaran tahun 2016 ditawarkan dengan harga 9juta. Murah banget pastinya apalagi bisa diangsur.
Setelah itu, dia telepon kembali. Menjelaskan bagaimana prosedur dan prosesnya.
"Apa kamu berminat?" tanyanya.
"Iya, cuma nanti dulu ya... Ini aku masih di rumah sakit," jawabku.
Saya dan suami ngobrol mengenai kendaraan itu di sepanjang perjalanan di rumah sakit menuju parkiran.
Kalau DP 50% dan sisanya diangsur 18 kali itu murah sekali. Ya mungkin karena barang iventaris jadi lebih murah.
Sepanjang perjalanan, hp berdering dua kali tapi saya tidak mengangkatnya. Nanti saja sampai di rumah, pikirku. Saya dan suami mampir makan di daerah Jemursari. Di situ, dia telepon lagi. Aku biarkan karena masih menikmati kudapan yang tersaji. Sayang, kalau harus ditunda karena perut sudah berdendang.
Sesampai di rumah dia menelepon kembali.
"Bagaimana Sofi, jadi ambil apa?"
"Iya, Vario ya?"
"Oya, tolong fotokan ktp-mu biar didata sama pak X." ( orang yang dianggap penyelenggara tadi).
Sesaat kemudian, dia telepon lagi.
"Sof, datamu sudah dimasukkan. Oya jadi ambil yang warna apa?"
"Hitam. "
"Oya, ini telepon saya serahkan ke pak X. Kamu ngomong sendiri ya? "
"iya."
Mr. X menjelaskan dengan bahasa yang luar biasa. Intinya besok sore barang akan sampai rumah, beserta plat nomor, stnk, dan harga itu sudah bersih tanpa embel-embel apapun. Ketika barang datang uang sudah terbayar 50%.
Aku pun mengiyakan walaupun uangnya belum ada. Itu urusan nantilah. Toh, saya sudah terlanjur berminat, masak dibatalkan. Anak mbarep juga sedang butuh sepeda. Ya, besok pagi saya usahakan. Pikirku.
Ditengah pembicaraan, dia mulai mengarah mengenai biaya, tepatnya masalah uang.
"Untuk biaya pengurusan balik nama, stnk, dan bpkb besok. Malam ini ibu bisa transfer uangnya?"
"lho, ya besok kalau barang datang pasti saya bayar, pak. "
"Iya bu, pengurusan itu kan butuh biaya. Nah, bisa dibayarkan sekarang, tidak harus 50% setidaknya ada uang yang ditransferkan. Ibu bisa transfer dulu berapa persennya. "
Ehm aku mulai tahu arahnya ke mana.
"gini saja pak. Kalau memang harus malam ini. Dicancel saja. Saya batalkan pesanan saya. "
Dia mulai berargumen nan cantik. Bla bla bla..
Saya pun menutup telepon.
Eh, temanku masih belum putus asa. Dia meneleponku kembali.
Ya, aku pun masih tetap bersikap manis.
"Bagini Sof, ibarat kita mau beli kerupuk kan harus bayaf dulu baru dapat barangnya. Bla... Bla... Bla... "
Aku pun tak mau kalah.
"Iya, aku tahu. Besok barang datang pasti aku bayar keseluruhan. Kan sama saja. "
Desakan pun mulai dilontarkan. Dengan rayuan dan tuturan yang memikat agar aku mau transfer malam ini juga. Dia nggak nyadar apa berhadapan dengan siapa, enak saja.
Karena sudah dibuat jengkel, aku pun memutuskan,
"Sudah. Dicancel saja. Saya batal. Terima kasih. "
Dia sempat bersisikukuh untuk itu. Dengan tegas aku pun membatalkannya.
Kata suami, buaya dikadalin. Hehe ...hehee
Ini adalah pembelajaran penting, dalam keadaan terdesak apapun, kita harus bersikap tenang dan fokus sehingga tidak mudah dipengaruhi dan tetap menggunakan akal sehat.
Beberapa penipuan yang berhasil mengelabuhi korbannya karena sengaja dibuat panik, tergesa-gesa sehingga akal sehat tidak berperan.
Semoga cerita ini bermanfaat.
Siapa yang menyangka teman sendiri berani melakukannya. Ini semua pasti karena desakan dan kondisi. Semoga segera disadarkan oleh-Nya.
Sayangnya, pesan di wa sudah kehapus.
Rumah Matematika Putat Jaya, 19/3/2018
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap! Pengalaman berharga. Makasih Neng! Sudah berbagi
Walahhh
Walahhh
Walahhh
Terima kasih info pengalaman nya bu.
Terima kasih sdh berbagi pengalaman y jeng ...