Materi tentang keputrian di hari Jumat merupakan hal yang ditunggu oleh anak-anak perempuan. Tak jarang, mereka mengingatkan ku dari sehari sebelumnya. Menarik tentu, karena mereka akan menapaki masa itu. Sesuatu yang baru bagi mereka.

Usia 10-11 tahun, ada 3 dari 17 siswi yang telah haid. Ada juga 1 siswi kelas 3. Kasihan, ia belum paham tapi sudah mengalaminya. Ini lah yang dimaksud dengan pubertas dini.

Hal yang berbeda dengan jaman ku. Rata-rata haid saat SMP. Ketika fisik dan psikis siap menghadapinya. Mengapa ini terjadi? Banyak faktor penyebabnya, di antaranya makanan dan tontonan yang mampu mempengaruhi produksi hormon FSH, LH, progesteron, dan estrogen lebih cepat.

Mengapa perlu pembinaan keputrian? Agar mereka siap menghadapi masa pubertas dan mengetahui berbagai hal sebelum mengalaminya. Sangat penting, mempersiapkan fisik dan mental anak-anak untuk menuju ke proses dewasa.

Hal yang aku sampaikan adalah tentang keluarnya darah haid pertama kali dan cara menghadapinya. Mereka mendengar dengan serius. Pandangan mereka tak beralih sama sekali. Sampai aku sampaikan,

" Orang yang sudah haid berarti dapat terjadi kehamilan jika telah menikah."

Tiba-tiba seorang anak nyeletuk,

" Ustazah...dedek bayi yang ada di perut mama itu keluarnya lewat mana? Soalnya mama pernah bilang kita keluar lewat lubang anu."

" iya us, kan lubangnya kecil. Kok bisa ya?" Sahut anak lainnya.

Sontak, saya diam. Memikirkan jawaban yang tepat untuk mereka. Ini membutuhkan penjelasan panjang kali lebar. Akhirnya aku putuskan,

" Baik lah anak-anak, minggu depan kita lihat video proses kelahiran bayi."

Mereka pun bersorak. Entah, karena apa. Lihat video atau mendapat jawaban atas rasa penasaran mereka selama ini.

Aku berharap, setelah menonton video tersebut anak-anak menjadi patuh dan nurut sama orang tua terutama ibu.

Untungnya yang ditanyakan proses kelahiran bayi. Nah, kalau yang ditanya tentang proses ibu hamil. Mati lah aku. Harus jawab apa coba?

Anak-anak yang kritis. Calon generasi hebat.